Harga yang dibayar

July Theme: Small Is Big

Harga yang Dibayar

Sermon, 7 Juli 2024

Preacher: Yehezkiel Christanto

Bacaan: Yosua 7:1-26

Akibat dosa satu orang, seluruh bangsa Israel terkena konsekuensi yang mengerikan. TUHAN tidak lagi menyertai bangsa Israel yang artinya bahwa hanya kematian yang menanti di depan seluruh bangsa Israel.

Di tanggal 28 Januari 1986, pesawat luar angkasa Challenger meledak di udara 73 detik setelah terbang, menewaskan 7 awak di dalamnya. 

Penyebab bencana ini adalah kegagalan segel cincin-O primer dan sekunder pada sambungan solid rocket booster (SRB) kanan pesawat ulang-alik. Suhu dingin yang mencapai rekor pada pagi hari peluncuran telah membuat cincin-O karet menjadi kaku, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menutup sambungan. Benda kecil inilah penyebab meledaknya pesawat luar angkasa Challenger.

Ada sebuah artikel menarik dari Michael Hyatt tentang Steve McNair. Steve adalah olahragawan terkenal di Amerika. Ia membawa timnya, Titans, ke pertandingan superbowl yang terkenal. Ia seorang pemimpin dan teman yang disenangi oleh timnya, fans dan media. Bagi kotanya, Steve McNair adalah seorang pahlawan.

Namun hidupnya kemudian mulai kacau. Ia ditahan karena mabuk sambil mengemudi dan memiliki senjata api tanpa izin. Ia dipindahkan ke tim Baltimore Ravens, dan tahun 2008 pensiun pada umur 35 tahun. Tidak disangka, satu tahun kemudian ia ditemukan meninggal di sebuah kondominium bersama selingkuhannya yang berusia 20 tahun. Rupanya perempuan itu menembak Steve McNair lalu bunuh diri. Sungguh tragis!

Sebenarnya, bila tidak hati-hati, kita bisa berada dalam posisi Steve McNair yang membuat keputusan bodoh untuk menghancurkan hidup kita. Maksudnya, pada awalnya Steve McNair tidak akan berpikir, “Ah aku mau menghancurkan hidupku dengan mabuk. Lalu berselingkuh dan mati ditembak oleh selingkuhanku. Biarlah anak-anak dan isteriku berusaha memaafkan aku seumur hidup mereka.”

Melainkan mungkin saja ia hanya membuat keputusan untuk “flirting” dengan perempuan selingkuhannya itu di sebuah kafe. Lalu keputusan “kecil” ini ditambah satu keputusan yang salah, dilanjutkan dengan satu lagi, dan seterusnya.

Hal-hal yang nampak kecil/sepele yang Steve lakukan, menyeretnya pada kematian yang tragis. Pada sermon kali ini, kita akan belajar untuk berhati-hati, untuk tidak melakukan hal-hal yang nampaknya kecil, tapi fatal, seperti yang dilakukan oleh Akhan.

Yosua 7:10-11 (10) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: “Bangunlah! Mengapa engkau sujud demikian? (11) Orang Israel telah berbuat dosa, mereka melanggar perjanjian-Ku yang Kuperintahkan kepada mereka, mereka mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu, mereka mencurinya, mereka menyembunyikannya dan mereka menaruhnya di antara barang-barangnya.

Begitu pula dengan dosa yang dilakukan oleh Akhan. Satu orang yang berdosa, dampaknya fatal. Apa itu dosa? Mari lihat beberapa dampak dosa dari kisah yang tertulis di Alkitab:

 

Dosa adalah dosa. Dosa disebut juga pelanggaran terhadap hukum Allah: 1 Yohanes 3:4 Setiap orang yang berbuatdosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.

Dalam terjemahan Yosua 7:1 (FAYH) Tetapi ada dosa di antara orang-orang Israel itu.

Yang dilakukan Akhan dianggap sebagai kesalahan 1 bangsa Israel dalam Yosua 7:10 mereka mencurinya, mereka menyembunyikannya dan mereka menaruhnya di antara barang-barangnya.

Mungkin selama ini kita merasa “aman” melakukan dosa karena tidak ada seorang pun yang tahu.

Melalui kisah Akhan, kita belajar bahwa meskipun tidak ada yang melihat, tidak ada seorang pun yang tahu, Tuhan tahu!

Apalagi ketika sehabis melakukan dosa, kita seolah-olah masih diberkati Tuhan, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, seolah-olah Tuhan tidak peduli kita melakukannya. Semua dosa, ujungnya adalah maut! Yakobus 1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. 

Pengkotbah 8:11 Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat.

Kenyataannya, dalam dunia hidup kita, hukuman itu tidak datang segera, sehingga semua orang merasa aman… aman, sampai kapan? Sampai ketahuan!

Jangan tertipu dengan dosa, seolah-olah aman… tiba-tiba ada harga yang harus dibayar!

Jangan iri hati terhadap orang-orang yang berbuat dosa! Seolah-olah mereka lebih beruntung daripada kita yang berjuang hidup benar. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa langkah mereka ujungnya menuju maut!

Apa yang bisa kita pelajari dari kekalahan bangsa Israel dengan Ai? Adalah beratnya konsekuensi dosa.

Seringkali kita merasa bahwa konsekuensi dosa hanya berakibat pada kita sendiri, tetapi ternyata tidak pernah begitu, dosa Adam dan Hawa berakibat pada seluruh keturunannya, dosa Abraham mengambil Hagar berakibat pada seluruh keturunannya, dosa Daud berakibat kematian pada anaknya, dan masih banyak lagi bukti bahwa apa yang kita lakukan bukan hanya berdampak kepada diri sendiri, tetapi dapat berakibat pada orang-orang di sekitar kita.

Ada semacam ripple effect yang terjadi ketika kita melakukan dosa, maka ada dampak gelombang yang terus akan membesar dan berakibat lebih besar pada seluruh permukaan. Akhan mungkin tidak menyadari bahwa keinginan dagingnya berakibat fatal pada bangsanya, tetapi Akhan sebetulnya tahu bahwa barang-barang yang diambilnya adalah barang-barang yang dikhususkan bagi Tuhan dan tidak untuk diambil menjadi milik pribadi. Dosa pada awalnya mungkin kelihatan tidak berbahaya dan kecil, tetapi itu tidak pernah kecil dan tidak berbahaya.

Selama kita tidak melakukan dosa, kita masih mendapatkan apa yang dinamakan perkenanan Allah. Tetapi dosa membuat kita keluar dari kedaulatan Allah, sehingga kita tidak lagi merasakan kekuasaan, kebaikan, hikmat, keadilan, kesetiaan, kasih karunia Allah. Mungkin kita merasa aman ketika melakukan dosa, tetapi itu adalah rasa aman yang semu! Iblis memancing kita untuk keluar dari kedaulatan Allah dan mulai menuruti keinginan-keinginan kita daripada kehendak Allah.

Mengapa Akhan tidak taat, rasionalisasi mengapa orang tidak taat:

Tidak ada yang melihat. Padahal Allah mengetahui. Dosa yang dirahasiakan adalah skandal yang terbuka di hadapan Allah (Yosua 7:11, 17)

Tidak mengapa, ini cuma sedikit, hal kecil aja. Hal kecil menghancurkan cita-cita yang besar.

Tidak ada dampaknya, ini urusan saya. Setiap dosa berdampak bukan pada diri sendiri, tetapi juga pada orang lain.

Ini hidupku, aku punya hak untuk memutuskan. Ketika seseorang memutuskan untuk ikut Tuhan, maka hidupnya sudah menjadi milik Tuhan.

1 Petrus 1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, 19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. 

Dosa  tidak  menyakitkan  karena dilarang, tetapi  dosa  dilarang  karena menyakitkan.

Benjamin Franklin

Dosa Akhan pada intinya adalah ketidaktaatan pada perintah Allah. Ketaatan bukanlah sebuah “opsi” atau pilihan dalam kehidupan orang Kristen. Ketika kita tidak taat:

Kita tidak memiliki kuasa atas musuh dan tantangan hidup

Sebab itu orang Israel tidak dapat bertahan menghadapi musuhnya. Mereka membelakangi musuhnya, sebab mereka itupun dikhususkan untuk ditumpas. Aku tidak akan menyertai kamu lagi jika barang-barang yang dikhususkan itu tidak kamu punahkan dari tengah-tengahmu. (Yosua 7:12 TB)

• Kita kehilangan berkat

Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk: berkat, apabila kamu mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal. (Ulangan 11:26-28 TB)

• Rusaknya hubungan

Banyak keluarga hancur karena dosa, banyak hubungan persahabatan retak karena pengkhianatan dan keegoisan.

• Timbul rasa bersalah

Dosa membawa rasa bersalah dan penuduhan diri, sebuah emosi yang sangat berat, yang dapat memicu depresi, dan menghambat kemajuan seseorang. Contoh: kakak-kakak Yusuf menjual Yusuf dan menyembunyikan hal itu dari ayahnya. Setelah puluhan tahun, rasa bersalah itu tetap ada dalam diri mereka, yang mereka ungkapkan saat menghadap Yusuf yang mereka tidak kenali.

Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah kita melihat bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon

belas kasihan kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa kita.” (Kejadian 42:21 TB)

• Menanggung akibat yang berat dari dosa

Setiap dosa membawa konsekuensi yang harus ditanggung. Contoh: seks bebas mengakibatkan kehamilan, lalu terpaksa berhenti sekolah. Kegemaran untuk berjudi membuat seseorang bangkrut. Contoh: Konsekuensi dosa Hawa: ia diusir dari taman Eden. Konsekuensi dosa Daud: pedang mengikuti kehidupan keluarganya (karena ia berselingkuh dengan Batsyeba dan membunuh suaminya).

• Hancurnya hubungan dengan Tuhan

Ketika seseorang berdosa, bukan berarti lalu Tuhan menghilang dari hidupnya, tetapi ia tidak lagi dapat merasakan kedekatan dengan Tuhan. Kehidupan rohaninya mati, hidupnya tanpa tujuan, merasa kosong.

Konsekuensi dari dosa Akhan membuat dia harus membayar harga dengan nyawanya dan keluarganya. Dosa memiliki konsekuensi yang berat dan serius, kehadiran Yesus Kristus sebagai penebus membuat kita terlepas dari konsekuensi itu tapi seharusnya tidak membuat kita bertindak seenaknya karena anugerah. Kita seharusnya sangat bersyukur hidup dalam kasih karunia dimana Tuhan Yesus telah menanggung semua konsekuensi dosa kita.

Sebaliknya, hal kecil yg kita rawat dan tekuni  akan berpotensi menjadi besar, menolong kita di kemudian hari.

Karena 1 orang (Akhan) 1 keluarga mati, karena 1 orang (Rahab) 1 keluarga selamat.

Karena 1 orang (Adam) seluruh manusia terkena kematian, karena 1 orang (Yesus) seluruh manusia mendapatkan kehidupan Kembali (1 Korintus 15:22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikianpula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus)

Dosa tidak “mendadak” terjadi begitu saja, ada sebuah proses yang mengawali seseorang jatuh dalam dosa. Bila kita menyadari proses ini, maka kita akan lebih berhati-hati:

• Aku melihat

• Aku menginginkan

• Aku mengambil

Akhan melihat barang-barang yang indah dan harta yang banyak, lalu dia menginginkan, dan mengambilnya. Dosa dimulai dari “melihat” sesuatu yang nampaknya indah, tapi sebenarnya hal itu dilarang.

• Hawa: melihat buah yang nampaknya enak dimakan, menginginkan, lalu memakannya.

• Daud: melihat Batsyeba sedang mandi dan menginginkannya.

• Istri Potifar: melihat Yusuf tampan dan kuat, ingin mengajak Yusuf tidur (Kejadian 39).

• Ahab: melihat kebun anggur Nabot dan menginginkannya (1 Raja-raja 21).

Oleh sebab itu Alkitab memberikan nasihat bagi kita untuk berhati-hati dengan apa yang kita lihat:

Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik warnanya, dan mengilau dalam cawan, yang mengalir masuk dengan nikmat, (Amsal 23:31 TB)

Ketika kita melihat sesuatu yang menggoda, palingkan wajah kita. Melihat yang pertama kali tidak berdosa, ketika melihat yang kedua kali dan menginginkan, di situlah dosa mulai mengintip. Pada puncak ke-10 hukum, Allah juga memberi peringatan agar kita tidak “menginginkan” milik orang lain.

Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.” (Keluaran 20:17 TB)

Kebahagiaan yang sejati bukan karena kita mendapatkan sesuatu, tetapi memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Bukan berarti keinginan kita akan hilang, karena selama manusia masih hidup, selalu akan ada keinginan. Tetapi merasa puas dengan apa yang Tuhan inginkan untuk kita, dan bukan semua keinginan kita terkabul. Kebahagiaan adalah berkata, “Terima kasih Tuhan, sebenarnya saya tidak layak untuk mendapatkan semua ini.”

Kata Ibrani untuk “bertobat” adalah (shuv), yang berarti “berbalik” atau “kembali”. Konsep ini lebih dari sekadar perasaan penyesalan; konsep ini melibatkan tindakan tegas untuk berbalik dari dosa dan kembali kepada Tuhan.

Sama seperti rambu berbalik arah/U-turn sign, bertobat adalah berbalik arah dan tidak pernah kembali lagi ke posisi itu. Menjauhi yang jahat dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Untuk melakukan itu langkah pertama adalah mengakui dosa dan kemudian berbalik. Sebab kita tidak bisa berbalik apabila kita tidak mengetahui bahwa kita salah jalan. Hanya orang sakit yang mengakui sakitnya yang bisa pergi ke dokter dan minta diobati. Hanya orang yang berani mengakui kesalahan yang bisa bertobat. Pertobatan yang sejati tidak hanya melibatkan perasaan sedih atas dosa, tetapi juga mengambil tindakan nyata untuk memperbaikinya.

 

Dalam kasus Akhan, dia tidak memiliki kesempatan untuk bertobat dan langsung menanggung konsekuensi dari tindakannya. Satu hal yang perlu kita pelajari dari kisah Akhan dan dosa yang dia lakukan adalah cepat menyadari dosa dan segera bertobat. Dan seharusnya membuat kita menyadari betapa berharganya Grace/Anugerah yang Yesus berikan pada kita semua.

Mari kita berjuang untuk menjalani hidup yang berintegritas dan taat, menyadari harga dari dosa dan menerima panggilan Tuhan untuk bertobat dan dipulihkan. Tuhan Yesus memberkati.

Our Dashboard

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *