Learn from the small

Learn from the small

Sermon, 14 Juli 2024

Preacher: Yehezkiel Christanto

Bacaan: Amsal 30:24-28

Dalam amsalnya Agur bin Yake menasihati kita agar mau belajar dari kehidupan 4 binatang yang paling kecil dan lemah di bumi.

Agur mengatakan bahwa semut adalah “bangsa”. Di dalam setiap koloni semut ada 3 kasta inti:

  1. Semut-semut ratu
  2. Semut jantan
  3. Semut pekerja (semut betina yang mandul)

Semut ratu bukan semacam penguasa, melainkan lebih tepat disebut induk semut karena fungsi utamanya adalah bertelur. Semut ratu bisa hidup sampai 15 tahun, semut jantan lebih pendek hidupnya: hanya untuk kawin lalu mati. Semut pekerja, jangka hidupnya lebih lama, bisa mencapai 6 tahun.

Sedikitnya ada 5 pelajaran yang bisa kita dapat dari semut.

Pertama, semut tidak pernah putus asa.

Kita bisa belajar dari seekor semut kecil ini untuk urusan kegigihan dan pantang menyerah dalam segala keadaan. 

Bagaimana dengan Anda? Saat menemui jalan buntu, saat mengalami kegagalan, ketika merasa seolah-olah masalah Anda tidak ada solusinya. Putus asakah atau menyerah?

Allah selalu punya peran dalam setiap penderitaan kita. Sudut pandang Allah selalu dinyatakan dalam setiap derita yang kita alami. Ingat apa yang dialami oleh Ayub? Apa yang dialami oleh Ayub dapat dialami oleh orang percaya bahkan saleh sekalipun seperti Ayub. Supaya apa? Supaya Ayub mengenal dengan benar Allah, bukan dengan “kacamata”/penilaian apa kata orang, tetapi mengalami/mengenal Allah secara pribadi.

Roma 8:28

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah

Rencana Allah mungkin tidak enak bagi kita, tetapi semuanya mendatangkan kebaikan.

Semut pantang menyerah.

Masalah boleh saja datang silih berganti menerpa hidup kita. Tapi ketahuilah, asalkan Tuhan menyertai kita, tidak akan ada yang dapat bertahan menghadapi kita, musuh-musuh kita sekalipun. Tapi jika kita memilih untuk keluar dari kehendak Allah, maka yang akan terjadi sama seperti bangsa Israel dalam Yosua 7. Orang Israel tidak dapat bertahan menghadapi musuhnya, mereka membelakangi musuhnya, mereka dikhususkan untuk ditumpas (Yos. 7:12).

Kedua, semut kecil tapi kuat.

Bahkan mampu mengangkat benda yang 2X lebih besar dari tubuhnya.

Sebaliknya kita manusia, mungkin mengangkat beban sedikit saja sudah langsung mengeluh dan bersungut-sungut. Begitu pula ketika kita tengah mengalami beban masalahtidak jarang kita akan mengeluh, merasa patah semangat dan menyerah seketika.

Mengeluh hanya menyebabkan hidup dan pikiran jadi lebih berat. Nikmatilah ritme masalah yang dihadapi. Ada masalah, tidak apa-apa, namanya juga hidup!

Tidak ada masalah, tidak belajar. Kan kita selalu belajar dari setiap kesalahan yang kita buat. Kita akan belajar dari masalah-masalah yang terjadi dalam hidup kita? Amin?

So, enjoy!

Apa yang harus kita lakukan ketika mendapat masalah: BERSYUKURLAH!

Ketika sepi orderan, mengeluh. Ketika rame, mengeluh capek, badan pegal-pegal. Lho yang doa untuk diberkati siapa? Ketika diberkati melimpah dan ada harga yang harus dibayar, lebih capek dari biasanya, kok mengeluh?

Bersyukur akan senantiasa membawa kita ke berkat yang NEXT LEVEL! Karena kita memiliki TUHAN yang luar biasa. Seharusnya kita pun percaya bahwa TUHAN sanggup melakukan segala sesuatu yang luar biasa yang jauh melebihi pikiran kita. Amin?

Jangan pernah terlambat belajar untuk bersyukur.

Lea, adalah istri pertama Yakub, namun Yakub lebih mencintai Rahel daripada Lea.  Jadi, Lea adalah istri yang tidak dicintai oleh suaminya. Perasaan tertolak dan tidak dicintai, terlihat dari bagaimana Lea memberi nama anaknya. 

Ruben, “Sesungguhnya TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku.” (Kej. 29:32)

Simeon, “Sesungguhnya, TUHAN telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku.” (Kej. 29:33)

Lewi, “Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya.” (Kej. 29:34)

Tetapi ketika lahir anak ke-4, Lea merubah segalanya dengan ucapan syukur. Lea memberi nama anak ke-4 Yehuda, “Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN.” Tahukah Anda, dari garis keturunan Yehudalah, Mesias lahir. Ucapan syukur itu diganjar TUHAN dengan luar biasa meskipun Lea tidak melihatnya.

TUHAN sanggup bahkan lebih dari sanggup untuk memberikan berkat! Jangan pusing memikirkan caranya! Urusan kita hanya percaya dan ikut TUHAN dengan segenap hati.

Pelajaran selanjutnya dari semut…

Ketiga, semut binatang yang rajin.

Amsal 30:25

Semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,

Pernahkah melihat semut sedang tidur-tiduran, beristirahat dengan santai?

Semut selalu rajin, kerja sudah menjadi bagian penting dari hidup mereka.

Manusia cenderung berlindung di balik fakta keadaan yang kurang baik, padahal sebenarnya merekalah yang malas.

Sekarang keadaan dunia kerja kita sudah berkembang jauh. Bahkan musuh pekerjaan kita itu sekarang AI.

Jaman now, gen Z menggunakan istilah “smart work” daripada gen baby boomers yang “work hard” – mengandalkankekuatan fisik untuk bekerja.

Ada sedikit perbedaan antara orang yang malas dengan ”smart work”.

Smart work adalah sedikit tenaga, kerjaan beres. Sedangkan malas adalah sedikit tenaga, kerjaan gak beres!

Amsal 13:4 Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan. 

Pernah menghalangi jalur semut dengan kapur semut? Meskipun jalur mereka kita rusak dengan kapur ajaib, mereka akan mencari jalur baru untuk mencapai sarangnya, menyimpan persediaan makan dan memberi makan ratu semut walaupun jalur baru itu harus memutar lebih jauh.

Kebanyakan dari kita maunya itu “shortcut”. Mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang lebih cepat.

Akibatnya, terikat oleh masalah-masalah yang ditimbulkan oleh “shortcut” tersebut.

Yosua 18:3 Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?

• Dari ayat firman Tuhan yang kita baca dinyatakan bahwa masih ada tujuh suku di antara orang Israel yang belum mendapatkan bagian milik pusaka atau warisan (ayat 2), padahal Tuhan telah memberikan Kanaan secara penuh kepada bangsa Israel. 
• Mengapa hal ini bisa terjadi? 
• Yosua dengan tegas menegur mereka,  “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan keapdamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu?” 
• Yang menjadi penyebab utama mengapa mereka (tujuh suku Israel) belum mendapatkan bagian warisan adalah karena kemalasan mereka sendiri
• Sementara, suku-suku lain sudah mendapatkan bagian warisan. 
• Berarti ada suku-suku Israel yang rajin, tekun dan setia, namun ada pula suku yang bermalas-malasan.
 
Bagaimana kita bisa menikmati janji TUHAN (Promise Land) sepenuhnya bila kita masih memelihara kemalasan dalam hidup ini?

Berbicara tentang rasa malas, hampir semua orang pernah mengalaminya, bahkan sifat malas ini sudah menyerang kehidupan orang-orang percaya. 

Tidak ada kamusnya orang yang malas akan menikmati hasil panen. 

Orang-orang yang berhasil dalam hidupnya adalah orang-orang yang rajin dan tekun, bukan pemalas.

Kita bisa belajar dari YUSUF yang rajin. Buah dari ketekunannya adalah ia menjadi gubernur, tapi bukan cuma gubernur melainkan “penguasa” yang memiliki wewenang sebagai raja kedua di Mesir

Kejadian 41:43-44 Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: “Hormat!” Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir.

41:44, Berkatalah Firaun kepada Yusuf: “Akulah Firaun, tetapi dengan tidak setahumu, seorang pun tidak boleh bergerak di seluruh tanah Mesir.”

Banyak orang Kristen yang telah mendapatkan Kanaan (menikmati berkat Tuhan) karena mereka mau bayar harga.

Tidak ada sukses tanpa kerja keras

KANAAN/TANAH PERJANJIAN

Berbicara tentang janji-janji Tuhan atau berkat yang disediakan Tuhan bagi anak-anakNya, dan untuk meraih semua itu kita harus bertindak dengan iman dan berusaha untuk merebutnya. Kalau kita tetap malas, sampai kapan pun ‘Kanaan’ akan menjauh dari hidup kita.

Betapa cepatnya semut hadir ketika dia mengetahui ada peluang untuk mendapatkan makanan.

Semut tidak akan melewatkan kesempatan emas ketika ada sesuatu yang bisa dia peroleh

Belajar seperti semut yang tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan.

Ada banyak orang yang mundur ketika melihat bahwa kesempatan yang terbentang itu membutuhkan pengorbanan, dan akibatnya mereka akan melewatkan peluang dan kehilangan kesempatan.

Ingatlah bahwa kesempatan pun merupakan sebuah berkat dari Tuhan.

Tapi keserakahan itu juga menguasai orang percaya. Keinginan-keinginan untuk mendahului kehendak Tuhan dianggap sebagai “kesempatan”.

Ini yang berbahaya. Akhan menganggap barang yang dikhususkan untuk Tuhan sebagai ”kesempatan” untuk menjadi kaya!

Tuhan seringkali tidak serta merta menyediakan ikan, tapi Dia menyediakan pancing dan jala bagi kita agar kita bisa menangkap ikan.

Kita akan melewatkan begitu banyak kesempatan dan membuang waktu sia-sia dalam hidup jika kita hanya bersungut-sungut dan duduk menanti ikan jatuh dari langit.

“Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga.” (Amsal 12:27)

Sudahkah kita memiliki kepedulian dan mau membantu meringankan beban saudara-saudara kita?

Atau kita masih berpangku tangan dan pura-pura tidak melihat mereka yang tengah menangis meminta pertolongan?

Kita manusia yang bukan diciptakan untuk hidup sendirian.

Kita selalu diingatkan untuk bekerja sama, saling dukung saling tolong menolong.

Ketika Yesus mengutus murid-muridNya pun, Dia mengutus mereka berdua-dua alias berpasangan.

“Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua…”(Markus 6:7-8).

1 Korintus 12:25 Supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.

1 Korintus 12:27 Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya

Semua bagian tubuh saling memperhatikan. Adakah yang bersikap arogan? Adakah yang mau menonjol sendiri? Kaki kanan ini maunya ke depan terus…

Dalam satu tubuh ini adakah yang malas? Jantung malas berdetak? Ataukah yang bersikap sombong, karena merasa perannya lebih penting?

 

Hikmat semut yang terakhir adalah kita harus memupuk jiwa sosial kita.

Yesus di kisah ini sedang berada di daerah bergunung sunyi, dekat sebuah kota yang bernama Betsaida (darimana tahu Betsaida? Tertulis di Lukas 9:10 Lalu Yesus membawa mereka dan menyingkir ke sebuah kota yang bernama Betsaida, sehingga hanya mereka saja yang bersama Dia.), di sisi timur laut Danau Galilea (atau Danau Tiberias), yang termasuk wilayah Gaulanitis, di seberang Kapernaum, yang terletak di wilayah Galilea.

Betsaida adalah asal dari Filipus (Yoh 1:44 Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus.), Seharusnya Filipus tahu benar ”permintaan” Tuhan Yesus untuk memberi makan karena Filipus berasal dari Betsaida.

Dengan mementingkan diri sendiri/focus ke masalah kita = membatasi kehendak Tuhan.

Kehendak murid-murid adalah menyuruh orang-orang tersebut pergi dan membeli “sendiri” makanan di desa-desa.

Kehendak Tuhan Yesus adalah memberi mereka semua makan!

Keduanya adalah sebuah masalah! Kenapa? Mari lihat tabel di bawah:

Sebenarnya Yesus meminta sesuatu yang mustahil bagi murid-murid-Nya yaitu menyediakan makan bagi 5000 orang laki-laki (tidak termasuk perempuan dan anak-anak). Mana ada toko roti yang memiliki persediaan roti “ready” sebanyak itu? Meskipun Paskah sudah dekat, mustahil mengumpulkan roti sebanyak yang mereka perlukan.

Tapi tanggapan murid-murid juga bukan berarti masalah selesai. Murid-murid menghindari masalah yang lebih besar terjadi dengan menyuruh orang-orang tersebut pergi dan membeli makanan di desa-desa & kampung-kampung di sekitar.

1 Dinar adalah upah sehari kerja (Mat. 20:2)

Jadi 200 dinar adalah upah 200 hari kerja

Baik Filipus ataupun Andreas mengerti permintaan Yesus, tetapi hanya Andreas yang tangkas bertindak dengan usaha berkeliling dari ribuan orang banyak itu mencari, memeriksa dengan teliti, menganalisa.

Terkadang kita ini seperti Filipus, menghindari masalah dengan pikiran-pikiran kita, tidak berusaha memahami kehendak Tuhan dan bertindak sesuai yang Tuhan inginkan terlebih dahulu.

Kita sering terpaku kepada 5000 orang. Masalah yang ada di depan, tanpa mempedulikan sekitar kita.

Mulailah memikirkan sekitar kita, orang-orang yang seperti domba tanpa gembala. Mereka lemah, mudah tersesat, hilang, bahkan diterkam oleh singa atau serigala.

Mulai dari keluarga kita, yang sudah lama tidak ke gereja, ajak mereka ke gereja. Tetangga kita yang sudah lama tidak ke gereja. Teman kita yang sudah lama sibuk meninggalkan komunitas, sibuk karena pekerjaannya, masalah-masalahnya yang datang silih berganti, hingga mereka meninggalkan gereja.

Jangan terlalu nyaman dengan apa yang kita punya sekarang, Tuhan menghendaki supaya kita menolong mereka.

Mungkin kita berpikir tidak ada gunanya mengajak mereka, kita tidak ada dana untuk hospitality, memberi mereka makan. Itu bukan urusan kita!

Tuhan hanya ingin mereka tergembala, percayakah dalam setiap masalah yang terjadi, ada Tuhan yang beserta kita? Apapun masalah kita, kalau Tuhan yang menyertai, semuanya akan beres.

Yang Tuhan mau adalah tindakan kita yang selaras dengan kehendak-Nya meski itu kecil sekalipun. Daripada ide-ide kita yang terlihat brilian namun tidak sesuai rencana Tuhan seperti menyuruh orang-orang pergi mencari makanan sendiri ke desa-desa, kampung-kampung sekitar.

Satu tindakan kecil yang sesuai kehendak Tuhan mengalahkan ribuan ide-ide brilian kita yang memakai sudut pandang kita.

Tuhan Yesus memberkati.

Our Dashboard

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *