Sorakan pujian yang meruntuhkan Yerikho

Sorakan pujian yang meruntuhkan Yerikho

Sermon, 16 Juni 2024

Preacher: Yehezkiel Christanto

Bacaan: Yosua 6:10-16

Mengapa bangsa Israel harus bersorak? Karena di balik tembok Yerikho ada janji Tuhan. Tembok yang tinggi dan tebal ini berada di antara bangsa Israel dan janji Tuhan. Tembok ini menghalangi kita melihat janji Tuhan. Dalam Yosua 2:15, tembok ini begitu tebal sehingga rumah pun bisa berada di atas tembok ini.

Selama kita hidup, kita pun juga sering menghadapi masalah-masalah yang tinggi dan tebal yang menghalangi pandangan kita terhadap janji Tuhan. Rabbi Saul menuliskan dalam suratnya 2 Korintus 10:3-4 Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. 

Apa itu benteng-benteng? Dalam bahasa asli memakai kata hypsōma  epairomenon (ὕψωμα  ἐπαιρόμενον) yang artinya adalah high thing lifting itself up. Ternyata sesuatu yang yang bisa mengangkat tinggi dirinya sendiri diterjemahkan dalam alkitab KJV sebagai “imajinasi”, NIV sebagai “dalih”, ESV sebagai “pendapat yang angkuh”, MSG sebagai “Filosofi yang sesat”.

Jadi, benteng yang kita buat menurut Rabbi Saul adalah:

  1. Imajinasi -> Yang kita buat dalam pikiran-pikiran kita. Ketakutan-ketakutan kita terhadap apa yang belum terjadi. Bayangan yang lebih besar dari kenyataan. “Kamu tidak mungkin bisa, kamu pasti gagal, kamu tidak mungkin lepas dari ketergantunganmu, kamu tidak bisa rujuk dsb”.
  2. Dalih -> Dalih ini bisa terjadi karena hati yang keras, tidak bisa menerima nasihat. Bangsa Israel juga berdalih ketika keluar dari Mesir: “Lebih baik mati dengan kuali penuh daging dan roti daripada mati di padang gurun” (Kel. 16:3). Harun membuat anak patung lembu emas berdalih karena Musa terlalu lama di atas gunung Sinai saat itu (Kel. 32:1). Sara juga memberikan Hagar untuk menyambung keturunan kepada Abraham sebagai dalih karena janji Tuhan tidak kunjung datang.
  3. Pendapat yang angkuh -> Ini adalah pendapat yang melebihi firman Tuhan, merasa benar sendiri, yang menutupi kelemahan diri sendiri, tidak mau dikoreksi oleh firman Tuhan. Lebih percaya apa yang orang katakan daripada yang Tuhan katakan! Hawa lebih percaya perkataan ular daripada perkataan Tuhan!
  4. Filosofi yang sesat -> Adalah filosofi yang menyimpang, tidak sesuai dengan apa yang Tuhan maksudkan. Kol. 2:8 Berhati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Contohnya: Ada agama mengajarkan kebaikan, perbuatan baik, amal yang bisa menghapus dosa yang membawa masuk ke sorga. 

Untuk meruntuhkan tembok Yerikho, bangsa Israel memerlukan senjata. Senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah. Menariknya, kalau kita baca kisah perjumpaan Yosua dengan Allah (Yosua 5:13-15), sosok yang berjumpa dengan Yosua itu sedang memegang pedang di tangannya. Kita akan tahu kemudian bahwa pedang Roh itulah firman Allah (Efesus 6:17). Jadi, senjata untuk meruntuhkan Yerikho yang diperlengkapi dengan kuasa Allah yang membuat kita dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis (Efesus 6:10-11) adalah firman Tuhan!

Janji Tuhan itu pasti, masalah hanya sementara.

Tembok Yerikho runtuh pada saatnya. Tapi itu bergantung pada ketaatan dan ketekunan dalam menantikan waktu yang tepat. Mereka (bangsa Israel) harus 7 hari berkeliling, sekali tiap hari. Dan pada hari ke-7 mereka harus keliling 7 kali. Mereka harus taat berjalan berkeliling sesuai urutan: barisan depan adalah orang-orang bersenjata (yang pada awalnya mereka meragukan kepemimpinan Yosua), 7 imam dengan 7 sangkakala yang dibunyikan terus menerus ketika berkeliling, imam yang mengangkat tabut TUHAN, kemudian barulah barisan penutup. Mereka juga harus diam, tidak mengucapkan sepatah kata pun sampai Yosua memerintahkan “bersorak”.

Meskipun janji Tuhan tidak sesuai situasi, kita tetap harus taat, tekun dalam menantikan waktu yang tepat. Kadang perintah Tuhan tidak sesuai realita. Realitanya adalah bangsa Israel dihadapkan oleh tembok yang sangat kuat!

Mengapa kita harus diam? Perintah Tuhan yang tidak sesuai realita ini memaksa kita untuk tenang, menikmati kedamaian yang dari Tuhan, karena Tuhanlah yang berperang untuk kita! (Kel. 14:14). Kata “diam” ini diterjemahan KJV: shall hold your peace. Pegang teguh kedamaian yang daripada Tuhan, jangan bertindak dengan cara kita sendiri. Terkadang dalam menghadapi masalah kita tidak bisa diam dan pada akhirnya memakai cara-cara yang tidak berkenan kepada Tuhan untuk mengatasi masalah kita. 

Diam adalah tindakan paling bijaksana (ekspresi iman), yakin bahwa Tuhan telah menyediakan kemenangan di depan.

Ayub ketika hendak mengadukan perkaranya kepada Tuhan, Ayub memilih untuk diam. 

Di balik tembok Yerikho ada janji Tuhan. Dalam Yosua 6:2 Ketahuilah Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta Rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa. Kata “Aku serahkan” ini memakai bentuk lampau, artinya kemenangan itu sudah tersedia sebelum mereka mengelilingi tembok Yerikho. Untuk itulah kata “diam” ini adalah sebuah pernyataan iman yang bijaksana karena Tuhan telah menyediakan kemenangan di depan. Amin?

Kata bersorak ini lebih banyak disebutkan daripada Yerikho. Hal ini sangat penting untuk kita ketahui bahwa “masalah” itu bukan fokus kita, melainkan “kehendak Tuhan” di waktu yang tepat. 

Sorak sorai adalah salah satu aspek dalam pujian. Dan pujian adalah penyembahan kasih kepada Tuhan sebagai jawaban terhadap kasih-Nya yang terlebih dulu diberikan kepada kita. 

Jangan lepaskan kepercayaan dan ketekunan untuk memperoleh apa yang dijanjikan! (Ibrani 10:35-36)

Jangan menjadikan Tuhan sebagai lawan. Segala sesuatu yang menjadi tembok itu adalah akibat ulah kita sendiri yang menjadikan firman Tuhan sebagai “lawan”. Mulai dari hubungan suami istri, istri yang tidak menghormati suaminya, suami yang tidak bisa mengasihi istrinya. Mungkin kondisi keuangan yang sering bergantung kepada yang namanya “uang”. Menjadi hamba uang. Firman Tuhan berkata dalam Ibrani 13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Contoh lain adalah berambisi untuk menjadi kaya. Amsal 23:4 “Jangan berjerih lelah untuk memperoleh kekayaan”. Orang yang terlalu berambisi mengejar kekayaan lebih mudah mengalami gangguan mental. Merasa kalau kaya bakal menjadi orang yang berkuasa dst.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk selalu percaya dan tekun dalam firman Tuhan, menjadikan firman Tuhan sebagai senjata dengan kuasa Allah yang sanggup untuk meruntuhkan tembok-tembok imajinasi, dalih, pendapat yang angkuh, filosofi-filosofi yang tidak sesuai dengan firman Tuhan dan akan menghalangi kita melihat janji Tuhan dibalik tembok tersebut.

Tuhan Yesus memberkati. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *