Jalan yang baru

Jalan yang baru

Sermon, 17 Maret 2024

Preacher: Yehezkiel Christanto

Yosua 3:1-7 TB
1 Yosua bangun pagi-pagi, lalu ia dan semua orang Israel berangkat dari Sitim, dan sampailah mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah mereka di sana, sebelum menyeberang.
2 Setelah lewat tiga hari, para pengatur pasukan menjalani seluruh perkemahan,
3 dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: “Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya–
4 hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya–maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu.”
5 Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: “Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu.”
6 Dan kepada para imam itu Yosua berkata, demikian: “Angkatlah tabut perjanjian dan menyeberanglah di depan bangsa itu.” Maka mereka mengangkat tabut perjanjian dan berjalan di depan bangsa itu.
7 Dan TUHAN berfirman kepada Yosua: “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau.

BERDIAM DIRI

Saat itu, Yosua dan seluruh bangsa telah tiba di tepi Sungai Yordan dan bermalam di sana selama tiga hari sebelum menyeberang menuju Yerikho. Selama tiga malam itu mereka tentunya sudah melihat betapa derasnya sungai Yordan, dan bagaimana bisa menyeberang sungai itu. Buat Anda yang pernah ke Israel, pasti telah mampir ke sungai Yordan, bahkan ada yang dibaptis di sana.
Namun, Sungai Yordan yang bangsa Israel hadapi saat itu bukan sungai tempat baptisan yang cetek, melainkan sungai yang sangat deras. Mereka tentu berpikir, bagaimana bisa melewati sungai tersebut.

Yosua tidak mengirimkan tank dan tentara terlebih dahulu, tetapi ia menmerintahkan tabut perjanjian yang diangkat oleh para imam. Yosua tahu bahwa menyeberangi Kanaan adalah perang spiritual, bukan perang fisik.

APLIKASI: Demikian pula di dunia ini, seringkali tantangan-tantangan yang kita hadapi dalam kehidupan ini merupakan tantangan iman, bukan sekedar tantangan ekonomi, pekerjaan, psikologis, dll. Kepercayaan atau iman kita pada Tuhan menentukan apakah kita dapat berperang dan menang.
• Masalah ekonomi, pemutusan hubungan kerja, tantangan dalam bidang bisnis, memang ada kaitannya dengan ekonomi dunia, tetapi apakah kita tidak putus asa ketika sedang “down” dan akan terus berjalan, itu karena iman kita.
• Masalah pernikahan memang masalah hubungan dengan pasangan, tetapi apakah kita akan tetap bertahan dalam badai, ini tentang iman kita.

TUHAN menyuruh bangsa Israel untuk berdiam diri di tepi sungai Yordan, tentu saja itu memberikan waktu kepada bangsa Israel untuk mempertimbangkan pilihan yang akan mereka jalani. Iman kita sangat bergantung pada pilihan kita dan tindakan kita akan dipengaruhi oleh iman kita.

Ada sebuah campaign dari perusahaan guinness yang berhasil mengatasi permasalahan “ketidaksabaran” konsumennya menanti segelas bir memakan waktu hampir 2 menit untuk siap diminum. 

Dengan memakai iklan seorang surfer yang menanti ombak yang tepat dan memasang kata-kata “Good things come to those who wait” berhasil membuat mereka menunggu untuk hal-hal baik.

Promise land adalah hal-hal yang baik yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel. Tetapi untuk menuju kesana, bangsa Israel diberikan waktu untuk mempertimbangkan. 3 hari mereka berkemah di tepi sungai Yordan adalah waktu yang diberikan untuk menunggu.

JALAN YANG BARU

3 dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: “Segera sesudah kamu melihat tabut
perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus
juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya–
4 hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya–maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan
itu belum pernah kamu lalui dahulu.” (Yosua 3:3-4 TB)

Yosua memimpin bangsa Israel melalui jalan yang baru, yang belum pernah mereka lalui sebelumnya. Memang seringkali Tuhan memimpin seseorang melalui jalan yang belum pernah ia lalui:
• Abraham diminta keluar dari keluarganya dan kampungnya, ke tempat yang asing dan belum pernah ia lihat.
• Bangsa Israel dipimpin menyeberangi Laut Merah yang belum pernah mereka lalui.
• Ester diminta untuk menghadap raja, sesuatu yang belum pernah dilakukan permaisuri sebelumnya karena bisa jadi kena hukuman mati.
• Petrus ditempatkan di situasi di mana dia berbicara di depan 3.000 orang, padahal ia seorang nelayan, bukan seorang pengkotbah atau tokoh masyarakat.

APLIKASI: Dalam kehidupan ini, banyak jalan yang belum pernah kita lalui sebelumnya. Terutama dalam memenuhi panggilan Tuhan, seringkali kita diperhadapkan dengan hal-hal baru yang belum pernah kita jalani sebelumnya:
• Buat para orangtua baru, akan punya anak, belum pernah sebelumnya mendidik anak.
• Kita melalui COVID yang belum pernah kita alami sebelumnya, selama 2 tahun orang diam di rumah.
• Para remaja/pemuda suatu saat akan pergi keluar dari rumah orangtua dan tinggal sendiri di luar kota atau luar negeri, keluar dari zona aman dan nyaman, hal yang belum pernah dialami
sebelumnya.
• Kita akan melalui tahun politik 2024 dengan kabar-kabar tentang dampak ekonomi dari berbagai peristiwa di dunia (Ukraina, Israel), hal yang kita tidak ketahui dan belum pernah kita jalani sebelumnya.

Banyak hal yang belum pernah kita jalani, tidak ada contohnya bagaimana menjalani, tidak ada buku pegangan tentang keputusan-keputusan apa yang harus kita ambil. Dalam situasi seperti ini, yang belum pernah dijalani sebelumnya, Yosua memerintahkan tabut Tuhan untuk berjalan di depan, dan mereka mengikuti di belakang dalam jarak yang cukup jauh, supaya mereka bisa konsentrasi melihat ke mana arah tabut tersebut berjalan.
Ketika dalam kehidupan ini kita melangkah dalam situasi yang belum pernah kita jalani
sebelumnya, kita perlu mempersilakan Tuhan jalan di depan memimpin kita, kemudian kita mengikutinya. Terutama ketika kita hendak mengikuti panggilan Tuhan, entah itu dalam pelayanan, di tempat kerja, atau dalam urusan keluarga. Tuhan berjalan di depan, dan kita mengikuti-Nya.
Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak
akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati. (Ulangan 31:8 TB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *