
Divine Direction
Sermon 3 Maret 2024
Preacher: Yehezkiel Christanto
1 Raja-raja 19:15-17 (15) Firman TUHAN kepadanya: “Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram. (16) Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau. (17) Maka siapa yang terluput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu; dan siapa yang terluput dari pedang Yehu akan dibunuh oleh Elisa.
Melihat firman TUHAN ini, tentu sangat menyedihkan karena berisi janji TUHAN untuk menghukum kerajaan Israel utara/Samaria karena mereka berpaling dari-Nya. Namun, dibalik itu ada suatu rahasia penggenapan janji Tuhan lewat nabi Elisa di akhir hidupnya untuk kerajaan Israel utara. Bukannya dihukum, melainkan TUHAN memberikan kasih sayang-Nya karena perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, Yakub. Sukar dimengerti memang, namun itulah juga yang terjadi pada kita ketika kita masih berdosa.
Untuk melangkah menggenapi janji-Nya, kita memerlukan yang namanya Divine Direction. Perjalanan Elia melarikan diri bukanlah kehendak dari Tuhan. Kita akan belajar untuk mengerti tuntunan ilahi dari firman Tuhan pada hari ini:
- Milikilah tujuan dalam hidupmu. Perjalanan akan sia-sia tanpa ada tujuan. Apa tujuanmu ke gereja? Apa tujuanmu beribadah? Apa tujuanmu mencari uang? Apa tujuanmu untuk masa depan yang lebih baik? Apa tujuanmu untuk mengklaim janji Tuhan? Menjadi serupa dengan Kristus? Cara mudah untuk menghancurkan tujuan seseorang adalah selalu mencampuri keputusannya. Contoh: Karena takut anak kita membuat kesalahan, maka kita selalu mencampuri urusannya. Akhirnya anak kita tidak punya tujuan. Elia kehilangan tujuannya setelah Izebel turun langsung mencampuri urusannya dengan keinginan untuk membunuh Elia. Penderitaan yang Elia alami selama melarikan diri di tengah ancaman pembunuhan sungguh tidak mudah. Demikianlah cara mudah untuk merusak masa depan seseorang adalah dengan memberi kemudahan pada dirinya. Orang Kristen identik dengan penderitaan, karena itu hidupnya akan semakin kuat. Yesus Kristus tidak mati agar kamu hidup dalam kemudahan. Kita bebas memilih jalur atau jalan tapi bila tujuan kita salah, kita akan tersesat. Tersesat atau sampai di tujuan adalah pilihan. Elia sempat kehilangan arah atau tujuan ketika menuju ke gunung Horeb. Apa yang terjadi andaikan Elia tidak melarikan diri? Mungkin kerajaan Israel utara tidak akan terpuruk (jatuh pada tahun 722 ditaklukkan oleh Salmaneser V). Semua jalur yang kita lewati adalah pilihan. Terkadang dalam pilihan yang salah kita temukan pelajaran yang benar. Kesalahan dalam pengambilan keputusan tidak berarti kekalahan, namun berfungsi sebagai kompas untuk menemukan kebijaksanaan baru. Ambilah pelajaran dari salah langkah, karena hal tersebut akan membuka jalan menuju kedewasaan dan kepercayaan diri lagi. Bila dirimu menderita karena kehendak Allah, bersyukurlah! Contoh: Mengampuni, tidak mudah mengampuni orang yang menyakiti kita. Contoh lainnya bila ada yang memaksa kita berjalan 1 mil, berjalanlah bersamanya 2 mil. Mengapa harus bersyukur? Karena dengan menderita karena kehendak Allah, dunia yang yang tadinya tidak mengenal Yesus bisa mengenal Yesus melalui dirimu!
- Ikuti kemana kepala arahkan. Tujuan baru Elia adalah mengurapi 3 orang. Urapan adalah menuangkan minyak di atas kepala, dan kepala adalah simbol kekuatan (1 Samuel 2:10). Kepala kita adalah Kristus (Efesus 1:22-23). Badan mengikuti kepala, yang berarti tubuh mentaati perintah kepala. Kita tidak ada hebat-hebatnya tanpa perintah dari kepala. Kita semua ada bukan karena kehebatan kita. Dalam 1 Raja-raja 19:13-14, Elia menjawab pertanyaan Tuhan dengan kalimat: “Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan…”. Jangan ada secuil dari tubuh kita yang merasa hebat tanpa kepala. Ingat kata Yesus dalam Matius 7:22-23: Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”.
- Hiduplah menurut tuntunan Roh. Siapapun bisa dipakai Tuhan untuk menunjukkan kedaulatannya. Tuhan memilih memakai Hazael (Raja Aram) dan Yehu (Raja Israel) untuk memusnahkan keluarga Ahab dan para penyembah berhala pada akhirnya. Elia meninggalkan depresinya dan menjadi kuat lagi adalah karena tuntuntan Roh. Rahasia hidup diubahkan seperti Elia adalah melalui tuntunan Roh. Matius 6:33 Jadi, usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya. Maka semua yang lain akan diberikan Allah juga kepadamu. Kita perlu mengusahakan dulu dan membiarkan Tuhan berkuasa atas hidup kita agar bisa melakukan kehendak Tuhan. Kita perlu dipimpin oleh Roh Kudus agar selaras dengan kehendak-Nya. Apa tandanya kita dipimpin oleh Roh? Pertama, hal-hal rohani menjadi prioritas utama dalam hidupnya (Roma 8:5-6) dan kedua, menghasilkan buah Roh (Gal. 5:22-25). Cek hidupmu, sudahkah hidupmu dipimpin oleh Roh atau belum? Mazmur 143:10 mengatakan: ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata! Tanah rata adalah keadilan Tuhan (Terjemahan ILT). Dalam menunjukkan kedaulatan-Nya, Tuhan memakai Hazael (2 Raja-raja 8:12) dan Yehu (2 Raja-raja 10:19) untuk menghukum Israel utara. Namun, di sisi lain Tuhan masih mengasihani dan menyayangi mereka (2 Raja-raja 13:22-25). Perjalanan hidup kita bisa saja seperti Israel utara dalam mencapai keinginan-keinginan kita, cita-cita kita. Bisa saja kita salah arah dan memilih jalan yang salah. Apa indikator kita memilih jalan yang salah? Indikatornya adalah muara/ujung keputusan kita. Bila keputusan yang kita ambil muaranya adalah meninggalkan Tuhan, segera berbalik! Dunia ini menawarkan banyak hal untuk kita bisa mencapai impian kita, tapi belum tentu hal yang ditawarkan dunia ini menyenangkan Tuhan. Berita baiknya adalah, Elisa di akhir hidupnya alih-alih menghukum sesuai janji Tuhan, Elisa justru menyatakan belas kasihan Tuhan dalam 2 Raja-raja 13:22-25. Setiap kesalahan yang kita buat memiliki konsekuensi hukuman, namun selalu ada panjang dan sabar Tuhan ketika kita memilih jalan yang salah. Dan menariknya, kesabaran adalah salah satu buah Roh (Galatia 5:22).
Ketika kita sudah terlanjur tersesat dan terhilang, apa yang harus kita lakukan? Bila kita salah arah, jangan mengandalkan kekuatan sendiri seperti domba yang hilang tanpa gembala (Matius 18:12-14). Domba yang hilang tidak berdaya. Biarkan Tuhan menemukanmu dan memulihkanmu. 1 Raja-raja 19:11-13 adalah pernyataan Tuhan bahwa Dia hadir di setiap penderitaan kita. Tuhan memanggil Elia untuk keluar dan berdiri di atas gunung itu agar Tuhan menemukannya. Kuasa Tuhan itu sudah ada di sekitar kita baik sadar ataupun tidak. Yang kita perlukan adalah bahwa Tuhan menemukan kita dan memulihkan kita.
Tuhan Yesus memberkati.
#AliveInCalling #ifgf #ifgfglobal #SteppingIntoThePromise #Sermon #ifgfmagelang #magelang
Leave a Reply