Jangan takut!

Jangan takut!

Sermon, 21 Januari 2024

Preacher: Yehezkiel Christanto

1 Raja-raja 17:1-9

Panggilan TUHAN kepada kita tidak selalu menyenangkan, bahkan beresiko. Ketika Elia dipanggil oleh TUHAN untuk menyampaikan berita akan datang kekeringan yang melanda kerajaan Israel utara karena mereka berpaling dari TUHAN, Elia mempertaruhkan nyawanya. Mengapa? Karena Izebel, sang ratu Israel utara sedang mendominasi, memperkuat pondasi agama negara kepada penyembahan berhala: Baal dan Asyera yang dibawa dari negara asalnya yaitu Sidon. Izebel memburu nabi-nabi TUHAN (1 Raj. 18:4) dan melenyapkan nabi-nabi TUHAN.

Bahkan Elia mudah dikenali kemana pun ia pergi (bd. 2 Raj. 1:8) karena nabi Allah jaman itu memiliki pakaian khusus yang menandakan bahwa mereka menjauhi segala sesuatu yang bersifat keduniawian (bd. Zak. 13:4).

Resiko yang mempertaruhkan nyawa ini menandakan bahwa keselamatan mahal harganya.

Elia bisa saja melarikan diri, atau acuh tak acuh melihat Kerajaan Israel Utara jatuh dalam penyembahan berhala. Saat itu yang penting bagi mereka adalah stabilitas politik,keamanan negeri dan perdagangan.

Pertobatan massal tidak lebih penting dari apa yang akan menimpa Kerajaan Israel Utara.

Kita pun demikian. Ketika dalam kondisi yang stabil, makmur, segalanya kita cenderung tidak peduli dengan keselamatan jiwa kita walaupun hidup kita berdosa jatuh ke dalam penyembahan berhala.

Ketika kekeringan itu mulai melanda Israel utara, barulah sadar bahwa bukan berhala, dalam hal ini Baal (dewa cuaca, hujan, kesuburan, panen) atau Asyera (ibu segala dewa-dewi) yang memberkati mereka. Terlambat sudah, mau bertobat tapi susah untuk berbalik kepada TUHAN karena Izebel begitu mencengkeram sistem ibadah rakyat Israel utara. 

Mungkin ada beberapa rakyat yang mulai menggerutu kepada Baal, tapi mereka tidak berdaya karena Izebel tidak segan-segan untuk membunuh nabi-nabi TUHAN yang tidak mau menyembah Baal, apalagi mereka yang hanya rakyat (barulah nanti mereka ada “kesempatan” untuk berbalik kepada TUHAN ketika Elia mendemonstrasikan kuasa TUHAN di gunung Karmel).

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari kedatangan Elia menghadap ke raja Ahab. Bahwa TUHAN adalah Allah yang hidup. 

Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: “Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan.” (1 Raj. 17:1)

(1) Kata-kata, “Demi Tuhan, Allah Israel yang hidup,” mengajarkan kita bahwa Elia yakin dan yakin akan pribadi Allah.

(2) Kata-kata, Before whom I stand Dihadapan siapa aku berdiri,” mengajarkan kita bahwa Elia sadar akan kehadiran Tuhan dan berkomitmen sebagai wakil Tuhan.

(3) Kata-kata, Sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali dengan firman-Ku,” mengungkapkan fakta bahwa ia yakin akan janji-janji Tuhan.

Ketika Elia menyampaikan kebenaran tentang kekeringan yang akan dialami oleh kerajaan Israel utara, bukankah kekeringan itu juga akan terjadi pada Elia? Namun, disinilah terjadi perbedaan. Ada pemeliharaan TUHAN yaitu kehidupan Elia dijamin oleh TUHAN.

Pergumulan hidup orang percaya dan tidak percaya bisa sama. Tetapi cara menilai pergumulan itu berbeda. 

Orang beriman, akan tetap berprasangka baik terhadap TUHAN karena ia mengenal TUHAN itu baik. Orang yang mengenal Allah akan mengenali bahasa cinta/love language TUHAN terhadap dirinya. Ada 5 love language manusia: 

  1. Act of service: bahasa cinta yang ditunjukkan dengan cara memberi suatu tindakan atau melayani. Tindakan tersebut bisa terjadi secara spontan, tanpa pamrih atau sukarela, dan atas dasar inisiatif sendiri.
  2. Words of affirmation: merupakan bahasa cinta yang berupa untaian kalimat atau kata-kata cinta dan kasih sayang. Words of affirmation bisa dikatakan sebagai bentuk penegasan bahwa Anda benar-benar menyayangi mereka.
  3. Quality time: memiliki arti yaitu menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang secara berkualitas. Bahasa cinta quality time ini sangat mengutamakan kebersamaan agar bisa memberi waktu dan kasih sayang sepenuhnya di momen tersebut.
  4. Physical touch: termasuk cara mengekspresikan cinta melalui sentuhan fisik secara konsensual. Tapi, jenis physical touch yang ditunjukkan dapat berbeda tergantung pada siapa tujuannya. Misalnya, physical touch kepada pasangan tentu akan berbeda kepada orang tua, anak, atau sahabat.
  5. Receiving gift: akan memperlihatkan rasa cintanya dengan memberikan hadiah atau menerima hadiah. Ketika memberi hadiah atau menerima suatu hadiah, mereka akan merasa sangat dihargai, diingat, dan disayang.

1 Korintus 13-14 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!

Kenalilah love language dari TUHAN agar kita tetap kuat menghadapi berbagai macam pergumulan hidup.

Terkadang TUHAN mendatangkan teguran dan hajaran itu karena Ia mengasihi kita. (Why. 3:19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!)

Elia mengalami 2 macam pemeliharaan:

  1. Melalui burung-burung gagak
  2. Janda miskin

Karena itu jangan takut! Apapun pergumulanmu, TUHAN adalah Allah yang hidup. Ia sanggup memelihara hidupmu bahkan melalui hal-hal yang tidak pernah terbayangkan oleh kita. Burung gagak? Mengapa TUHAN tidak membutakan para suruhan Izebel untuk mengejar Elia supaya mudah untuk pelariannya? Mengapa Elia disuruh bersembunyi? Mengapa Elia malah disuruh pergi ke janda miskin yang berada di Sidon? Bukankah Sidon pusat penyembahan berhala? Mengapa bukan janda kaya yang memelihara kehidupan Elia?

Jawabannya adalah semakin tinggi tingkat iman kita, maka semakin bergantung kita kepada Allah yang hidup. Bukan dengan kekuatan kita. TUHAN tidak akan memberikan ujian yang melebihi kekuatan kita. Seorang bayi, tidak bisa langsung diberi makan makanan keras. Akan selalu ada pelangi sehabis hujan!

Karena itu, jangan takut! Pemeliharaan TUHAN akan dialami oleh orang percaya yang berprasangka baik, mengenal TUHAN dengan baik. Ia akan memberikan jalan keluar, bahkan yang terbaik yang tidak pernah terbayangkan.

Penyertaannya yang ajaib itu selalu hadir untuk memelihara kehidupan kita. Apa yang kita butuhkan agar TUHAN memelihara kehidupan kita?

  1. Lakukan bagian kita
  2. Connect with Him

Sama seperti Nuh yang melakukan bagiannya untuk membuat bahtera, Elia melakukan bagiannya yaitu pergi bersembunyi ke sungai Kerit, karena disanalah TUHAN memerintahkan burung gagak untuk memberi makan dirinya. Elia melakukan bagiannya untuk pergi ke janda di sarfat (Sidon) tanpa protes. Karena itu, setialah apapun bagianmu. Yang sudah ambil bagian pelayanan, setia dalam pelayanan, tetap semangat kerjakan bagian kita masing-masing.

Berdoa terus menerus adalah usaha untuk tetap terkoneksi dengan TUHAN. Dalam Yakobus 5:17-18 dikatakan: Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya. 

Albert Einstein berkata: Insanity is doing the same thing over and over and expecting different result (Hanya orang gila yang melakukan hal sama terus menerus mengharapkan hasil yang berbeda). Dalam hal ini, Elia berdoa terus menerus agar hujan tidak turun. Imannya berada dalam tingkat yang sesuai dengan pergumulannya. 

Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. (Yakobus 4:2B-3)

Jangan berdoa untuk merubah keadaanmu, melainkan arahkan kepada Kristus yang merupakan sumber, yang bisa memberikan jalan keluar.

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya sebab Ia yang memelihara kamu (1 Petrus 5:7)

Serahkan ini berarti ada sebuah “perpindahan”. Beban, pergumulan yang kita alami serahkanlah kepada TUHAN, Allah yang hidup.

Oleh karena itu jangan takut! Tuhan Yesus memberkati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *