The Lord’s Prayer – Part 1
Survey yang dilakukan di Amerika (LifeWayResearch.com), rata-rata orang Kristen itu berdoa setiap hari 60%. Apa yang paling sering didoakan adalah pengucapan syukur 62%. Apakah Tuhan menjawab doa-doa?
Matius 6:5-8
5 Apabila kamu berdoa janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Mereka sudah mendapat upahnya.
6 Namun, jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka, Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
7 Lagipula, ketika kamu berdoa, janganlah bertele-tele seperti kebiasaan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa dengan banyaknya kata-kata, doanya akan dikabulkan.
8 Jadi, janganlah seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Jangan bertele-tele: kata-kata yang kosong, yang tidak ada artinya → dilakukan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Ketika Elia menantang 450 nabi-nabi Baal. 1 Raja-raja 18:26 mencatat mereka seharian berkeliling sambil berteriak-teriak: “Ya Baal, jawablah kami!”. Seharian mereka mengulang-ulang kata-kata tersebut. Mereka berpikir dengan cara-cara seperti itu, Baal akan mendengar doa mereka. Mereka bahkan menoreh-noreh badannya dengan pedang, tapi tidak terjadi apa-apa. Hubungan mereka dengan dewa Baal adalah hubungan transaksional.
Di kisah dalam Perjanjian Baru, Paulus ketika berada di Efesus, ada kuil yang besar yaitu kuil dewa Artemis. Kebiasaan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah adalah mereka berpikir dengan banyaknya kata-kata, doa mereka dikabulkan.
Secara tidak sadar kadang-kadang kita mempraktekkan seperti itu. Kadang-kadang kita mengucapkan kata-kata tertentu berulang-ulang dengan harapan doa kita berkuasa. Contohnya: “Darah Yesus! Darah Yesus!”. Seperti mantra berulang-ulang. Sebuah frase yang diulang-ulang dengan harapan ketika diulang-ulang, efeknya lebih kuat. Kita meng-‘abuse‘ nama Tuhan menjadi seperti mantra.
Jangan seperti mereka! Bapa mengetahui apa yang kita perlukan sebelum kita minta kepada-Nya.
Lalu seperti apa kita harus berdoa?
Ayat 7-8: Bapa kami yang di surga. Bapa di dalam bahasa aslinya adalah Abba, yang pertama menggunakan kata tersebut adalah Tuhan Yesus. Adalah sebuah fenomena yang baru bagi kalangan orang Yahudi. Orang Yahudi tidak berani menyebut nama Tuhan sehingga menyebut nama Tuhan dengan kata Adonai. Kata Abba menunjukkan bahwa Tuhan itu berkuasa tetapi Dia juga intim, dekat dengan kita. Jadi, yang pertama perlu kita ketahui adalah bahwa Kerajaan Allah itu seperti sebuah komunitas tetapi juga sebuah keluarga besar: Yang berarti sebuah hubungan/relasi yang dekat.
Leave a Reply