Kamu adalah garam dunia

The Salt of the Earth

Sermon 25 Februari 2024

Preacher: Ps Kornelius Sabat 

Matius 5:13 ”Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Pernah tahu orang Kristen jadi bahan cercaan bukan karena hidup benar, tetapi karena kacau? Pernah dengar pelayan Tuhan jadi gunjingan? Inilah yang dimaksud yaitu jika garam menjadi tawar, cuma satu fungsinya yaitu diinjak-injak.

Untuk memahami Alkitab, kita harus lihat garam jaman dulu bukan dalam budaya Indonesia. Kadar garam laut mati sangat tinggi. Yang dimaksud garam menjadi tawar adalah garam tersebut menempel di karang, atau bebatuan kecil. Pada akhirnya garam yang ada di batu tersebut kehilangan rasanya (luntur) dan sisa batu tersebut diambil dan ditata rapi untuk dijadikan bahan jalan dan diinjak-injak. 

Ketika Tuhan berkata: “kamu adalah garam…” berarti ada identitas/posisi. Tahukah Anda bahwa garam tidak akan berfungsi ketika berada dalam kotaknya. Berada di dalam dapur, di dalam toplesnya. Tetapi garam tersebut akan berfungsi ketika berada di dalam kuah Soto dan diaduk tercampur dengan kuah.

Ketika kita menjadi orang Kristen, sudahkah kita berada dalam posisi seperti garam tersebut? Memang inilah orang Kristen! 

Mari belajar 2 hal tentang garam:

  1. Hidup yang bermanfaat 
    Markus 9:50 (AYT) “Garam itu baik, tetapi jika garam itu kehilangan keasinannya, bagaimana kamu akan membuatnya asin lagi? Milikilah garam dalam dirimu dan berdamailah satu dengan yang lain.” Artinya milikilah kesan positif, punyalah sesuatu yang jadi berkat. Kekristenan kita ini selalu dituntut karena percayalah kekristenan itu di atas rata-rata. Sudahkah hidup kita bermanfaat? Buat orang lain, pekerjaan, anak, suami, istri dll? Tidak perlu menunggu untuk kaya agar menjadi berkat atau bermanfaat untuk orang lain! Ketika hanya ada di dalam tempatnya garam sama sekali tidak ada faedahnya!
  2. Perkataan yang bermanfaat.
    Kolose 4:6 (AYT), “Biarlah perkataanmu selalu penuh kasih, dibumbui dengan garam (TB:hambar), supaya kamu tahu bagaimana seharusnya menjawab setiap orang.” Artinya menjadi hambar adalah kalimatmu tidak jadi berkat, konyol, pesimis, tidak membangun. Hati-hati, perkataanmu adalah benih. Apa yang kau ucapkan akan berbuah kelak.

Marilah menjadi garam yang bermanfaat yang menjadi berkat dan memiliki perkataan yang bermanfaat untuk membangun secara positif.

Tuhan Yesus memberkati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *