
Mengenali penyakit yang membuat kita mengabaikan suara Tuhan
Dalam Yohanes 10:27, Tuhan Yesus mengatakan bahwa “Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.”
Banyak orang bertanya-tanya cara mendengar suara Tuhan, tetapi mereka melakukannya karena hidupnya sedang ada masalah, bisnisnya lagi turun, tagihan pinjol menumpuk atau bahkan ketika hidup dalam zona nyaman padahal mendengar suara Tuhan itu sama seperti domba-domba yang digembalakan. Mereka mendengar suara gembala karena kebersamaan yang konsisten.
Ketika domba mengabaikan suara gembala, mereka akan kehilangan arah, tersesat dan kehilangan perlindungan atau proteksi dari ancaman serangan binatang buas. Begitu pula dengan kita yang mengabaikan suara Tuhan. Hari ini kita akan belajar mengenali penyakit yang membuat kita mengabaikan suara Tuhan dari kisah Eli dan Samuel dalam 1 Samuel 3:15-21.
1 Samuel 3:15-21
15 Samuel tidur sampai pagi; kemudian dibukanya pintu rumah TUHAN. Samuel segan memberitahukan penglihatan itu kepada Eli.
16 Tetapi Eli memanggil Samuel, katanya: “Samuel, anakku.” Jawab Samuel: “Ya, bapa.”
17 Kata Eli: “Apakah yang disampaikan-Nya kepadamu? Janganlah kausembunyikan kepadaku. Kiranya beginilah Allah menghukum engkau, bahkan lebih lagi daripada itu, jika engkau menyembunyikan sepatah katapun kepadaku dari apa yang disampaikan-Nya kepadamu itu.”
18 Lalu Samuel memberitahukan semuanya itu kepadanya dengan tidak menyembunyikan sesuatupun. Kemudian Eli berkata: “Dia TUHAN, biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik.”
19 Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.
20 Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN.
21 Dan TUHAN selanjutnya menampakkan diri di Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan firman-Nya.
Dan perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel
1. Merasa paling benar
Akhir kisah hidup Eli dapat dibaca di pasal berikutnya, terjadi sesuai dengan nubuatan Abdi Allah yang datang kepada Eli, tetapi Eli mengabaikannya, kemudian kita ketahui bahwa dalam 1 Sam 3:17, Eli memaksa Samuel mengatakan apa yang dikatakan Tuhan kepada Samuel dengan mengancam hukuman Tuhan akan datang ke Samuel bila Samuel tidak mengatakan yang sebenarnya. Pertanyaannya adalah: Bagaimana bisa seorang Imam berbicara tentang hukuman Tuhan padahal dia sendiri di bawah bayangan hukuman (1 Sam. 2:27-36)? Ini adalah penyakit no. 1 yaitu merasa paling benar. Bayangkan Samuel walaupun “mengetahui” bahwa Tuhan akan menghukum keluarga Imam Eli, ia tidak “menghakimi” Eli dan berkawan dengan kebenaran. Merasa paling benar membuat kita menjadi musuh dari kebenaran itu sendiri. Merasa diri paling benar akan membuat kita menganggap enteng teguran Tuhan dan mudah menghakimi orang lain (Mat. 7:1-2) padahal kita akan dihakimi dengan ukuran yang kita pakai untuk menghakimi orang lain.
Sikap merasa paling benar membuat kita mengabaikan suara Tuhan.
2. Tidak ada rasa hormat kepada Tuhan
1 Sam 2:29b dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?
1 Sam 2:30b Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah.
Rasa hormat itu timbul dari didikan, pengalaman, interaksi dan kesadaran diri. Didikan bisa berasal dari firman Tuhan (2 Tim 3:16-17). Pengalaman itu adalah rangkaian peristiwa yang terjadi. Interaksi adalah hubungan (saling mengenal). Kesadaran diri adalah berbicara dari posisi. Penyebab Eli mengabaikan suara Tuhan diawali dari kehilangan rasa hormat kepada Tuhan. Eli lebih menghormati anak-anaknya daripada Tuhan. Jadi, meskipun Eli merespon Samuel: “Dia TUHAN, biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik.” itu bukanlah perkataan yang penuh rasa hormat, karena tidak ada pertobatan dan perubahan dalam diri Eli. Berbeda dengan Daud ketika ditegur Tuhan melalui Nabi Natan (2 Sam 12:1-13). Ada penyesalan dan pertobatan yang terjadi dalam diri Daud terhadap dosa-dosa yang dilakukannya.
Sikap kehilangan rasa hormat kepada Tuhan akan membuat anak Tuhan mengabaikan suara Tuhan.
3. Sikap hati yang salah
1 Sam. 2:35 Dan Aku akan mengangkat bagi-Ku seorang imam kepercayaan, yang berlaku sesuai dengan hati-Ku dan jiwa-Ku, dan Aku akan membangunkan baginya keturunan yang teguh setia, sehingga ia selalu hidup di hadapan orang yang Kuurapi.
Hati dan jiwa berbicara tentang kedekatan. Sikap hati yang salah/jauh dari Tuhan membuat kita mengabaikan suara Tuhan. Eli mengabaikan peringatan abdi Allah yang datang kepadanya (1 Sam. 2:27-36).
Dekat tidak berbicara tentang jarak, melainkan keintiman. Jarak dapat dipersingkat dalam sekali tempuh, tetapi keintiman harus dibangun secara konsisten. Seperti domba-domba yang mendengar suara gembala, mereka mengenali suara gembala karena kebersamaan yang konsisten.
Mendengar suara Tuhan adalah tentang perkenanan Allah, bukan mencari tanda. 1 Sam 2:34 Inilah yang akan menjadi tanda bagimu, yakni apa yang akan terjadi kepada kedua anakmu itu, Hofni dan Pinehas: pada hari yang sama keduanya akan mati.
Sikap hati yang benar membawa perkenanan Tuhan, sikap hati yang salah akan membawa keraguan dalam diri kita sehingga kita butuh yang namanya “konfirmasi” dengan tanda-tanda. Eli memaksa Samuel muda (1 Sam 3:17-18) adalah untuk semacam “konfirmasi”, tapi konfirmasi tersebut tidak mengubah tindakan Eli karena sikap hati yang salah.

Sikap hati yang salah membuat kita mengabaikan suara Tuhan. Kita melupakan apakah Tuhan “berkenan” terhadap kehidupan kita dan fokus kepada tanda-tanda yang yang kita lihat di sekitar kita yang kita anggap sinyal untuk kita “action” tanpa bertanya apakah itu berkenan kepada Allah atau tidak!
Jikalau hanya tanda yang kita pedulikan, kita akan menjadi seperti orang-orang Yahudi yang hanya menghendaki tanda (1 Kor. 1:21-22) yang pada akhirnya menolak menerima keselamatan melalui pemberitaan Injil. Tanpa disadari kita menuju kepada kebinasaan karena Tuhan tidak berkenan kepada kita. Manusia yang berdosa yang mau diselamatkan/menerima keselamatan itulah yang berkenan kepada Allah.
Inilah penyakit ke-3 yang membuat kita mengabaikan suara Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.
Leave a Reply