Identify God’s Will – Part 2
Sermon, 19 Mei 2024
Preacher: Yehezkiel Christanto
Bacaan: Yosua 5:1-12
40 tahun lamanya Bangsa Israel berjalan melalui padang gurun, sampai habis mati seluruh bangsa itu yang tidak mendengarkan firman TUHAN. Kini mereka telah menyeberangi sungai Yordan dan berkemah di Gilgal.
Setelah seluruh bangsa itu selesai disunat, mereka merayakan Paskah pada hari yang ke-14 bulan itu di dataran Yerikho. Setelah Paskah, mulailah mereka makan hasil negeri itu, tidak ada manna lagi.
Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: “Hari Ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu.” Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang.
Mengapa tempat tersebut dinamakan Gilgal? Apa hubungannya dengan Mesir? Dan mengapa manna tidak turun lagi?
PART 2 (PASKAH)
Kalau di Part 1, kita belajar bahwa sunat merupakan “identitas” dan “relasi”, maka di Part 2 ini kita akan belajar kehendak Tuhan melalui sebuah tempat yang bernama “Gilgal”. Yosua adalah typology dari Yesus. Dari nama, Yosua ini memiliki arti Tuhan menyelamatkan. Yesaya 43:11 menubuatkan bahwa Tuhanlah sendiri yang akan menjadi juru selamat.
Yosua 5:9-10 Dan berfirmanlah TUHAN kepadaYosua: “Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu.” Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang. Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho.
Mesir adalah typology dari perbudakan dosa. Dalam Yosua 5:9-10 yang dimaksud cela Mesir adalah:
- Tidak ada kemerdekaan beribadah.
- Pengaruh perbudakan Mesir.
Tidak adanya kemerdekaan beribadah ini terjadi ketika bangsa Israel masih di dalam kendali Firaun (penguasa Mesir).
Sebelum Musa menghadap Firaun, Musa diperintah Tuhan untuk mengatakan kepada Firaun dalam
Keluaran 4:22 (TB) Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung.”
Tetapi respon Firaun: Keluaran 8:25-27 Lalu Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: “Pergilah, persembahkanlah korban kepada Allahmu di negeri ini.” Tetapi Musa berkata: “Tidak mungkin kami berbuat demikian, sebab korban yang akan kami persembahkan kepada TUHAN, Allah kami, adalah kekejian bagi orang Mesir. Apabila kami mempersembahkan korban yang menjadi kekejian bagi orang Mesir itu, di depan mata mereka, tidakkah mereka akan melempari kami dengan batu? Kami harus pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, seperti yang difirmankan-Nya kepada kami.”
Ayat 28: Lalu kata Firaun: “Baik, aku akan membiarkan kamu pergi untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di padang gurun; hanya janganlah kamu pergi terlalu jauh. Berdoalah untuk aku.”
Ketika dalam perbudakan, tidak ada kebebasan untuk beribadah dan ini merupakan cela Mesir.
Sebelum memasuki tanah Kanaan/promise land, Musa berpesan dalam
Ulangan 11:29-30 (TB2) Jadi, setelah TUHAN, Allahmu, membawa engkau ke negeri yang kaumasuki untuk mendudukinya, haruslah engkau menyatakan berkat itu di atas Gunung Gerizim dan kutuk itu di atas Gunung Ebal. Bukankah keduanya terletak di seberang Sungai Yordan, di sebelah barat jalan raya, ke arah matahari terbenam, di negeri orang Kanaan yang tinggal di Araba-Yordan, berhadapan dengan Gilgal, dekat pohon-pohon tarbantin di More?
Ulangan 11:31-32 (TB2) Sebab, kamu ini sebentar lagi menyeberangi Sungai Yordan untuk masuk menduduki negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. Ketika kamu menduduki dan mendiaminya, haruslah kamu melakukannya dengan setia segala ketetapan dan peraturan yang kuberikan kepadamu pada hari ini.
Maka korelasi dengan kita yang sekarang hidup adalah bahwa Yesus menghapuskan cela Mesir itu dari kita, dengan kematian-Nya (ingat peristiwa terbelahnya tabir bait suci ketika Yesus wafat). Kemerdekaan dalam ibadah itu benar-benar ada (perhatikan clue yang diberikan oleh Musa: Gerizim: pusat peribadatan orang-orang Samaria, Gilgal) seperti percakapan Yesus dengan perempuan Samaria dalam
Yohanes 4:21, 23-24 (TB) Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan digunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
Ibadah yang sejati adalah ada kemerdekaan dalam roh dan kebenaran.
Cela Mesir yang kedua adalah pengaruh perbudakan Mesir.
Yosua 5:6 Sebab empat puluh tahun lamanya orang Israel itu berjalan melalui padang gurun, sampai habis mati seluruh bangsa itu, yakni prajurit yang keluar dari Mesir, yang tidak mendengarkan firmanTUHAN. Kepada mereka itu TUHAN telah bersumpah, bahwa Ia tidak akan mengizinkan mereka melihat negeri yang dijanjikan TUHAN dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Artinya, bangsa Israel sebelum masuk ke tanah Kanaan itu hidup dalam kebiasaan lama.
Keluaran 16:2-4 Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; dan berkata kepada mereka: “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.” Kebiasaan mereka yang bersungut-sungut membuat Tuhan menurunkan manna, sehingga kita bisa melihat perbedaannya ketika bangsa Israel mulai menginjakkan kaki di Gilgal, setelah Paskah, mereka hidup tanpa manna (Yosua 5:12 Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.)
Gilgal adalah typology kemerdekaan dari perbudakan.
Arti Gilgal adalah circle (of stones). Berasal dari shoresh (akar kata) galal. Galal artinya menggelinding. Hampir semua kata Ibrani dibangun berdasarkan huruf dasar yang disebut shoresh dan dibentuk sedemikian rupa sehingga manipulasi kecil dapat menciptakan banyak arti yang berbeda namun terkait.
Matius 27:33 (TB) Maka sampailah mereka di suatu tempat yang Bernama Golgota, artinya: Tempat Tengkorak
Perhatikan shoresh galal ini ternyata membentuk kata Golgota. Jadi, ada keterkaitan antara Gilgal dan Golgota dan tengkorak dalam bahasa Aram disebut gulgolet yaitu menunjuk pada bulatan tulang tengkorak, bulatan-bulatan yang menggelinding.
Yosua 5:10 (TB) Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho
Yohanes 19:14 (TB) Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: “Inilah rajamu!”
Yesus mati pada tanggal 14 bulan Nisan.
Artinya, Golgota merupakan tanda kemerdekaan umat manusia di seluruh dunia yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Amin?
Bagaimana caranya merdeka? Kembali ke shoresh galal, dalam
Mazmur 22:9 (TB) “Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?”
Mazmur 37:5 (TB) Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;
Amsal 16:3 (TB) Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.
Kata yang digarisbawahi, dalam bahasa asli (Ibrani) ternyata memakai shoresh galal.
Kesimpulannya, Gilgal yang memiliki arti lingkaran, berasal dari shoresh galal adalah suatu tanda bahwa Tuhan menggelindingkan/menghapuskan cela Mesir. Penerapannya bagi kita yang ingin merdeka baik dalam roh dan kebenaran atau pengaruh perbudakan dosa adalah dengan menyerahkan (menggelindingkan) hidup kita kepada Tuhan.
Yosua 5:12 (TB) Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan.
Jika ingin menikmati hasil dari janji Tuhan, maka kita harus benar-benar merdeka dan itu adalah kehendak Tuhan, supaya kita dimerdekakan!
Tuhan Yesus memberkati…
Leave a Reply