Kebangkitan Tuhan Yesus – Walk by faith, not by sight

Walk by faith, not by sight

Sermon, 31 Maret 2024

Preacher: Yehezkiel Christanto

Yohanes 20 (TB)

(17) Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allah-Mu.”

(27) Kemudian Ia berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi,melainkan percayalah.”

Peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus oleh murid yang dikasihi-Nya yaitu Yohanes mengisahkan tentang:

  1. Maria Magdalena: yang membuat Yesus bereaksi agar Maria tidak memegang-Nya.
  2. Murid-murid (kecuali Tomas): Yesus datang di tengah mereka yang ketakutan akan orang-orang Yahudi.
  3. Tomas: Yesus menyuruh Tomas untuk menaruh jarinya di bekas lubang luka Yesus.

Setelah kebangkitan-Nya, mengapa Yesus menyuruh Maria untuk tidak menyentuh-Nya, namun kemudian menyuruh Tomas untuk menyentuh-Nya?

Apa yang bisa dipelajari dari kisah ini?

  1. Siapapun bisa dipakai untuk mengabarkan kabar baik tentang kebangkitan Yesus. Perempuan dalam tradisi Yahudi memiliki kedudukan yang sangat rendah, bahkan dianggap bukan sebagai pribadi melainkan sebagai barang. Perempuan dilarang untuk mempelajari Hukum Taurat. Perempuan tidak memiliki tempat dalam Ibadah, tempat mereka di sinagoge berada pada sebuah serambi yang tertutup agar tidak kelihatan. Maria Magdalena, sebagai perempuan mendapatkan tempat bahkan yang pertama untuk mengabarkan kebangkitan Yesus. Siapa Maria Magdalena ini sehingga ia mendapat kehormatan tercatat dalam Alkitab? Maria Magdalena berasal dari Magdala, wilayah Galilea, tempat di mana Yesus memulai pelayanan-Nya. Ia adalah perempuan yang disembuhkan dari tujuh roh jahat (Luk. 8:2) dan merupakan salah seorang perempuan yang menyaksikan penyaliban Yesus/kematian Yesus. Ia bukan rasul, apalagi kepala rasul. Bukan pula murid yang dikasihi Yesus. Ia bukan pula Maria dari Bethania (saudara dari Martha dan Lazarus Yoh. 11:1-3). Bukan pula istri Yesus (tafsiran dari Novel Da Vinci Code karya Dan Brown), dan bukan mantan pelacur (film ‘The Passion of Christ‘, Opera Rock ‘Jesus Christ Superstar‘ oleh musisi Inggris Andrew Lloyd Webber). Yesus menyuruh Maria untuk tidak memegang-Nya karena ia harus segera memberitakan kabar kebangkitan-Nya kepada yang lain.
  2. Stay on focus. Jangan lupakan esensi siapa Yesus. Sebagai salah seorang yang pernah mengalami mujizat seringkali membuat kita menjauh dari esensi bahwa Yesus adalah Mesias. Kata yang diterjemahkan “touch/menyentuh” berasal dari kata Yunani háptomai yang berarti “to cling to/memegang, to lay hold of/memegang.” Ini bukan sekedar sentuhan, tapi sebuah grip/pegangan/cengkeraman yang menimbulkan pengaruh/modified, memiliki dampak! Jelas sekali, ketika Maria mengenal Yesus, dia langsung mencengkeram-Nya. Reaksi Maria mungkin saja dimotivasi oleh beberapa hal. Salah satunya adalah pengabdiannya/devotion yang penuh kasih kepada Tuhan. Maria sangat terpukul dengan kejadian pagi itu, dan saat kesedihannya berubah menjadi kegembiraan, ia dengan sendirinya/natural memegang dan memeluk Yesus. Motivasi lainnya adalah keinginan Maria untuk memulihkan persekutuan yang telah dirusak/terpisah oleh kematian. Maria telah kehilangan Yesus sekali lagi, dan ia akan memastikan tidak kehilangan Yesus lagi. Maria ingin Yesus selalu bersama-Nya. 
  3. Berjalan dengan iman. Yesus berkata kepada Maria: “bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu. Ini mengajarkan kita bahwa pengalaman persekutuan dengan Tuhan Yesus berlanjut menjadi persekutuan rohani, bukan fisik! Mesias yang diharapkan oleh bangsa Israel bukanlah Mesias secara fisik yang membebaskan mereka dari penjajahan Romawi, melainkan secara rohani.

Kunci untuk memahami dari ketiga kisah ini terdapat dalam Yoh. 20:31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. 

Baik Maria Magdalena, murid-murid, Tomas mengajarkan tentang iman percaya yang akan menguatkan kita ketika kita berjalan dengan Yesus (Walk by faith, not by sight).  

Dalam Yoh. 20:11-18 Maria yang takut kehilangan Yesus lagi, mencengkeram Yesus seolah haus dengan kerinduan yang tidak tertahankan. Dalam Mazmur 42:1 (TB) dikatakan Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikian jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Fun fact: Rusa adalah binatang yang tidak memiliki kelenjar keringat. Untuk menjaga suhu tubuh maka rusa menggulung lidahnya pada cuaca panas untuk membantu mendinginkan darah. Jerapah dapat bertahan tanpa air sekitar 21 hari, Unta data bertahan tanpa air bisa berbulan-bulan, Cheetah bisa bertahan tanpa air 10 Hari. Namun, rusa seperti manusia (kebetulan?), maksimal bertahan tanpa air hanya 3 hari. Ketika berjalan dengan iman, seringkali kita merindukan Allah dan takut kehilangan. Kata Ibrani yang dipakai untuk kerinduan adalah arag, tapi bukan sekedar kerinduan/hasrat biasa melainkan kebutuhan mendesak akan sesuatu yang vital! Maria begitu rindu/haus untuk bersekutu dengan Yesus. Apa yang harus dilakukan ketika walk by faith kita merasakan arag? Jawabannya ada dalam Mazmur 42:11 (TB) Mengapa engkau tertekan hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! Dałam terjemahan KJV Why art thou cast down, O my soul? And why art thou disquieted within me? Hope thou in God; For I shall yet praise him, who is the health of my countenance, and my God. Ketika merasakan haus dengan kerinduan yang tidak tertahankan, pujilah Tuhan! Naikkan ucapan syukur karena kasih Tuhan membuat kerinduan kita meluap seperti Maria Magdalena. Tetapi kita harus belajar untuk ‘melepas’ karena sesungguhnya Tuhan tidak akan meninggalkan kita!

Kisah selanjutnya dalam Yoh. 20:19-23 adalah tentang murid-murid (kecuali Tomas) yang Sedang berada dalam kekuatiran hidup dan kehilangan damai sejahtera. Yoh. 20:19 (TB) Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. 

Ketika berjalan dengan Tuhan, seringkali kita mengalami kekuatiran dałam hidup dan kehilangan damai sejahtera, mungkin karena terdesak dengan kebutuhan hidup atau ketakutan akan orang-orang Yahudi seperti yang dialami oleh murid-murid sehingga mereka berkumpul di suatu tempat dan mengunci pintu-pintu tempat itu. Seolah kita berada di padang gurun. 

Apa persamaan kisah bangsa Israel di padang gurun, Elia di padang gurun, dan pencobaan Yesus di padang gurun? Persamaannya adalah tentang makanan. Bangsa Israel diberi makanan dari surga (Kel. 16:1-36), Elia diberi makan oleh seorang malaikat (1 Raj. 19:5-6), Yesus dicobai oleh Iblis ketika lapar (Mat. 4). Makan adalah sebuah kebutuhan (jasmani). Banyak orang mengikut Yesus untuk menjadi kenyang (Yoh. 6:1-15; Yoh. 6:25) tapi kemudian meninggalkan Yesus (Yoh. 6:66).

Iblis menyentuh kebutuhan, yang ia incar ketika Tuhan Yesus mengalami pencobaan di padang gurun adalah kebutuhan akan rasa lapar. Pertanyaannya ke diri kita ketika mengalami padang gurun ini adalah: sungut-sungutkah yang muncul (kehilangan damai sejahtera) atau mendekatkan diri kepada Tuhan? Kebutuhan (jasmani) janganlah melebihi kebutuhakan akan selamat (rohani). Yesus mengatakan bahwa “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanyaitu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” Mat. 6:33-34

Kisah ketiga yang diceritakan oleh Rasul Yohanes dalam Yohanes 20 adalah Tomas yang kurang percaya, yang memerlukan bukti seolah ragu bahwa Tuhan bangkit. Lucunya, seringkali kita juga seperti Tomas, memerlukan bukti agar kita bisa percaya Tuhan, supaya kita bisa melangkah bersama-Nya dengan iman. Rasa kurang percaya ini mengingatkan kita pada Petrus yang hendak tenggelam ketika berjalan di atas air.

Kata “kurang percaya” merupakan terjemahan dari King James Version “little faith”. Menariknya, kata ini berasal dari kata Ibrani oligópistos berasal dari kata olígos (little number, low in quantity” dan pístis (faith/iman). Dan lebih menarik lagi, Tuhan Yesus memakai kata oligópistos ini beberapa kali di Kitab Perjanjian Baru. Tahukah Anda bahwa oligópistos bukan saja “kurang beriman” tetapi menggambarkan seseorang yang bosan mendengarkan suara Tuhan, atau tidak tertarik untuk berjalan akrab dengan-Nya. Ini berarti “little” disini menggambarkan “durasi” iman kita yang pendek. Tuhan tidak mengharapkan kita untuk melihat, mengalami mujizat kemudian kita kembali kepada keraguan dan bosan (berhenti), melainkan Tuhan ingin agar kita terus melangkah (bertahan sampai akhir) bersama-Nya. Ciri orang yang “kurang beriman” ini adalah meninggalkan komunitasnya. Tomas yang kurang beriman ini muncul setelah 8 hari menyatakan “kebosanannya” berjalan bersama dengan Tuhan. Tomas disini terlihat tidak memiliki iman yang cukup (durasi yang pendek) untuk tetap percaya. Tomas ingin melihat agar ia percaya.

Kristus yang bangkit memberi iman yang mereka perlukan. Yesus mengatakan “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Kebangkitan Yesus memberikan iman yang diperlukan untuk kita:

  1. Ketika memiliki kerinduan sepeti Maria Magdalena, kita memerlukan iman untuk melepaskan kerinduan karena sesungguhnya Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, persekutuan kita dengan Tuhan terus berlanjut menjadi persekutuan rohani. Jangan fokus kepada kehilangan, tetapi fokus kepada tugas (kabar baik). Caranya adalah dengan bersyukur pada-Nya, memuji Dia seperti yang tertulis dalam Mazmur 42.
  2. Ketika mengalami kekuatiran dan ketakutan seolah berada di padang gurun seperti murid-murid, iman yang kita perlukan adalah iman untuk menghadapi ketakutan dan kekuatiran ketika merasa seperti di padang pasir karena sesungguhnya damai sejahtera itu hanya berasal dari Tuhan. Untuk itu jangan bersungut-sungut, tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya.
  3. Ketika kita mengalami kejenuhan berjalan bersama Tuhan seperti Tomas yang kurang beriman, kita harus walk by faith, walking intimately with Him. Iman yang kita perlukan adalah iman untuk berbahagia mengalami kembali keintiman berjalan dengan Tuhan dan mendengar suara-Nya.

Tuhan Yesus memberkati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *