Iman yang mengalahkan ketakutan
Membedah 2 Tawarikh 20 – Raja Yosafat.
Ayat kunci:
2 Tawarikh 20:3
Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
Iman yang mengalahkan ketakutan:
- Iman yang mencari Tuhan di saat kesesakan, tidak mengandalkan diri sendiri tetapi mengandalkan Tuhan dan berhenti dari pergaulan buruk.
Ketika membaca pasal 20, kita akan mengetahui bahwa di ayat 1 ada 3 pasukan musuh:
- Bani Moab
- Bani Amon
- Pasukan dari Meunim
Yosafat menjadi takut. Mengapa? Jika itu kita, musuh 1 saja sudah membuat kita gentar, apalagi 3. Karena ada berita yang menakutkan/mengintimidasi. Dalam keadaan takut, Yosafat harus mengambil keputusan. Apakah Yosafat memutuskan untuk menyiapkan pasukan? menyiapkan senjata? meminta bala bantuan negara tetangga? Tidak. Dalam keadaan terjepit, Yosafat memutuskan untuk mencari Tuhan. Inilah iman, mencari yang tidak dapat dilihat (Ibr. 11:1).
Yosafat belajar dari pengalaman (2 Taw. 18) yaitu kesalahannya ketika berperang tanpa restu dari Tuhan. Yosafat sempat bersahabat dengan orang yang membenci Tuhan. Tuhan ingin kita tidak bergaul dengan orang yang membenci Tuhan (Mzm 139:21). Amsal 13:20 → Bergaul dengan orang bijak… jadi bijak, bergaul dengan orang bebal… jadi malang. Nasib kita juga ditentukan oleh dengan siapa kita bergaul. Dalam Amsal 24:10 dikatakan: Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.
Ketekunan dalam mencari Tuhan diperhitungkan oleh Tuhan. Dalam 2 Tawarikh 19:3 → Yosafat bertobat. Seruan berpuasa adalah tindakan iman. Kelihatannya tidak masuk akal, karena pada saat orang berpuasa → tidak bertenaga, mudah diserang, mudah dikalahkan. Semua tindakan iman pasti tidak masuk akal. Yang dilakukan oleh Yosafat sebagai pemimpin adalah memberikan teladan untuk hidup bergaul dengan Tuhan dan itulah yang diikuti oleh seluruh orang Yehuda (Ayat 4).
2. Iman yang masuk dalam disiplin rohani: berjaga, berdoa, doa sepakat/korporat, mezbah keluarga/komsel, berpuasa, praise & worship dan ekspresikan, masuk ke dalam dimensi prophetic, mengakui kedaulatan Tuhan, memperkatakan janji Tuhan.
Ayat 6-8 → Yosafat mengakui kedaulatan Tuhan. Memperkatakan janji Tuhan kepada Abraham. dan berkata: “Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau. Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya? Lalu mereka mendiami tanah itu, dan mendirikan bagi-Mu tempat kudus untuk nama-Mu. Kata mereka:
Selain memperkatakan janji Tuhan, dalam pasal 20 ini kita akan banyak menemukan bahwa ada disiplin rohani yang terjadi di seluruh rakyat Yehuda saat itu: berjaga, berdoa, mezbah, praise & worship dll. Terkadang musuh yang kita hadapi seperti “musuh yang disimpan” untuk membentuk kita, seperti yang dialami oleh Yosafat ketika nenek moyang mereka tidak berhasil menghalau Bani Moab dan Amon untuk selamanya.
Pada akhirnya kita harus melawan ketakutan dengan iman yang menghasilkan kemenangan:
2 Tawarikh 20:29 Ketakutan yang dari Allah menghinggapi semua kerajaan negeri-negeri lain, ketika mereka mendengar, bahwa TUHAN yang berperang melawan musuh-musuh Israel.
Bukan karena mengandalkan diri sendiri, kekuatan diri sendiri melainkan karena mengandalkan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Leave a Reply