Something greater awaits you
Pernah merasa hidup biasa-biasa saja, belum tahu arah hidup kemana, sering ditekan sana sini dan tidak punya potensi dan pengaruh sehingga tidak pernah bermimpi untuk menjadi seseorang yang luar biasa?
Bisa jadi Anda bukan pilihan dunia saat ini, tapi kamu pilihan Tuhan!
Eric Liddel adalah seorang pelari Skotlandia dan misionaris Kristen yang memenangkan medali emas 1924 di Olimpiade Paris. Namun, ia menolak mengikuti lari 100 meter yang menjadi andalannya di Olimpiade Paris. Karena babak kualifikasinya diselenggarakan pada hari minggu. Eric lebih memilih beribadah di hari minggu daripada mengikuti babak kualifikasi. Keputusannya menuai kritikan tajam dari publik. Publik bahkan menganggapnya tidak patriotik. Skotlandia kehilangan kesempatan meraih medali emas. Di bawah tekanan yang besar, Eric Liddell tetap teguh pada keyakinannya dan tidak mengkuatirkan konsekuensi negatif yang mungkin timbul. Meskipun tidak mengikuti lomba terbaiknya, Eric Liddell tetap berlomba dalam lari 400 meter dan berhasil meraih medali emas. Di lomba lari 400 meter yang bukan andalannya, 200 meter pertama, Eric mengaku berlari sekuat tenaganya dan di 200 meter terakhir ia menyerahkan kepada Tuhan. Ia tidak mencari keramaian, tidak untuk negaranya, tidak untuk terkenal, tidak untuk kemuliaan dirinya; Ia berlari untuk Tuhan.
Eric adalah salah satu contoh orang yang dihormati sebagai atlet yang menjadi saksi Kristus memegang teguh keyakinannya sampai hari ini. Mungkin ketika membaca kisah ini, kita akan bergumam: ‘wajar’ Tuhan memakai Eric Liddell untuk menjadi alat-Nya karena ketaatannya kepada Tuhan. Tapi hari ini kita akan belajar kepada kisah seseorang yang tidak taat, namun dipilih Tuhan untuk menjadi “luar biasa” yang dinantikan banyak orang, diinginkan semua orang dan di luar kemampuannya.
Tuhan bisa memakai seseorang yang tidak taat dan menjadikannya luar biasa. Siapakah itu? 1 Samuel 9:1-27 adalah kisah dimana Saul dipilih Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya dari tangan orang Filistin. Ini bukan hal yang kecil, ini merupakan hal yang besar. Anda pikir menjadi seseorang yang luar biasa itu mudah? Menjadi seorang yang besar itu mudah? Menjadi seorang raja itu enak? Bukan mau mengecilkan mimpi saudara, namun banyak orang ketika berada di puncak kesuksesan, mereka gagal karena tidak bisa bertanggung jawab terhadap apa yang mereka dapatkan.
Untuk melaksanakan tugas yang besar, manusia cenderung memilih orang yang kompeten, bahkan multitasking, perfect, dst. Tapi Tuhan bisa memakai seseorang yang tidak kompeten, kecil, diremehkan, tidak ada kesempatan untuk menjadi luar biasa. 1 Sam. 9:15-16 adalah master plan yang dibuat Tuhan untuk Saul.
Dari kehilangan keledai hingga menjadi seorang raja yang diurapi ini bukanlah sebuah kebetulan (1 Sam. 9:17). Kata orang, hoki adalah pertemuan antara usaha dan keberuntungan. Namun, dalam banyak kisah di Alkitab, Tuhan bekerja secara misteri untuk membuat seseorang menjadi luar biasa untuk melaksanakan tujuan-Nya. Contoh: Daud hanya mengantarkan makanan ke kakaknya yang berada dalam barak militer ketika Goliat menantang seluruh bangsa Israel, pada akhirnya Daudlah yang menghadapi Goliat yang tidak bisa dilawan Saul dan menjadi raja yang menjadi nenek moyang Tuhan kita, Yesus Kristus. Yusuf yang menjadi budak di rumah Potifar akhirnya menjadi orang nomer 2 di Mesir. Yakub yang dulunya adalah seorang ‘penipu’ menjadi leluhur bangsa Israel.
Mengapa perlu belajar bahwa sesuatu yang besar sedang menanti Anda?
- Sesuatu yang besar itu sudah menanti → Apa yang menanti Saul adalah sesuatu yang besar dan tidak mudah. Saul dipilih Tuhan untuk menyelamatkan bangsa Israel dari tangan orang Filistin.
- Sesuatu yang besar itu diinginkan oleh semua orang → Sesuatu yang diingini oleh seluruh bangsa Israel adalah memiliki seorang raja agar sama dengan bangsa-bangsa lain → Yang sesungguhnya adalah keselamatan atas mereka (kita akan mengetahui latar belakang kisah bangsa Israel meminta seorang raja di pasal 12)
- Sesuatu yang besar itu jauh lebih besar dari apa yang kita pikirkan → 1 Sam. 9:21 Tetapi jawab Saul: “Bukankah aku seorang suku Benyamin, suku yang terkecil di Israel? Dan bukankah kaumku yang paling hina dari segala kaum suku Benyamin? Mengapa bapa berkata demikian kepadaku?” Apa yang ada di dalam pikiran Saul adalah pikiran kita tentang rencana Tuhan dalam hidup kita. Tanpa sadar, kita sering membatasi kuasa Tuhan dengan pikiran kita, meredam mimpi kita dengan keterbatasan yang kita miliki.
Kita sering berdalih ketika Tuhan ingin melakukan sesuatu yang besar dengan memakai hidup kita. Denzel Washington, Manny Pacquiao, Joyce Meyer, Nick Vujicic, Siwon adalah contoh orang-orang dengan ‘keterbatasan’ yang dimilikinya. Tetapi mereka percaya bahwa masa lalu tidak menentukan ketika Tuhan ikut campur. Tuhan bisa pakai orang yang berlatar belakang biasa untuk menjadi terang di tengah dunia hiburan. Tuhan bisa angkat siapapun dari keterpurukan dan menjadi berkat. Keterbatasan fisik bukan batasan bagi panggilan Tuhan yang besar.
Tuhan Yesus memberkati.
Leave a Reply