Kembalinya Tabut Tuhan

Kembalinya Tabut Tuhan

Pernahkah Anda merasa sukacita atau gembira menyambut hadirat Tuhan yang Anda rasakan di gereja, namun hari itu juga atau besoknya Anda mengalami pergumulan yang hebat?

Nats: 1 Samuel 6:1-21

Setelah 7 bulan lamanya tabut TUHAN berada di daerah orang Filistin, maka mereka berinisiatif untuk mengembalikan tabut TUHAN. Mengembalikan tabut yang dirampas berarti Filistin mengakui kemuliaan Allah Israel (1 Sam. 6:5 TB2). 

Mereka (Filistin) tidak mengembalikan tabut dengan tangan hampa sekaligus menguji darimanakah asalnya 7 bulan penderitaan yang mereka alami, kebetulankah atau tangan Allah Israel yang menyebabkan hal itu (1 Sam. 6:9).

Ada yang menarik dalam peristiwa ini dalam 3 ayat terakhir (1 Sam. 6:19-21)

1 Samuel 6:19-21

19 Dan Ia membunuh beberapa orang Bet-Semes, karena mereka melihat ke dalam tabut TUHAN; Ia membunuh tujuh puluh orang dari rakyat itu. Rakyat itu berkabung, karena TUHAN telah menghajar mereka dengan dahsyatnya.

20 Dan orang-orang Bet-Semes berkata: “Siapakah yang tahan berdiri di hadapan TUHAN, Allah yang kudus ini? Kepada siapakah Ia akan berangkat meninggalkan kita?”

21 Lalu mereka mengirim utusan kepada penduduk Kiryat-Yearim dengan pesan: “Orang Filistin telah mengembalikan tabut TUHAN; datanglah dan angkutlah itu kepadamu.”

Dalam terjemahan ASV, disebutkan TUHAN menghajar memberikan “malapetaka” besar itu tidak hanya menimpa 70 orang Bet-Semes melainkan jumlahnya lebih besar dari pada itu. FYI, penduduk Bet-Semes saat ini adalah sekitar 170.000 jiwa dan dalam waktu dekat akan bertransformasi menjadi kota berpenduduk 500.000 jiwa.

APA YANG BISA KITA PELAJARI?

Bet-Semes secara harfiah adalah rumah (beth) matahari (semesh). Adalah tempat penting karena menjadi tempat berhentinya sapi penarik kereta yang memuat Tabut Perjanjian yang dikembalikan oleh orang Filistin ke wilayah Israel. Tidak hanya itu, Bet-Semes juga merupakan salah satu kota yang diberikan kepada imam-imam dari suku Lewi (Yos. 21:9 BIMK).

MENGAPA TABUT TUHAN BERHENTI DI BET-SEMES?

1 Samuel 6:9

9 Perhatikanlah: apabila tabut itu mengambil jalan ke daerahnya, ke Bet-Semes, maka Dialah itu yang telah mendatangkan malapetaka yang hebat itu kepada kita. Dan jika tidak, maka kita mengetahui, bahwa bukanlah tangan-Nya yang telah menimpa kita; kebetulan saja hal itu terjadi pada kita.”

Tuhan seperti ingin memberitahu kepada Filistin bahwa Dia-lah yang memberikan malapetaka yang hebat itu kepada mereka.

MENGAPA TABUT TUHAN JUGA MEMBERIKAN MALAPETAKA KEPADA PENDUDUK BET-SEMES?

1 Samuel 6:19

19 Dan Ia membunuh beberapa orang Bet-Semes, karena mereka melihat ke dalam tabut TUHAN…

  1. Tuhan ingin mengajarkan arti pentingnya kekudusan. → Banyak penduduk Bet-Semes mengabaikan larangan Tuhan untuk tidak memandang atau menyentuh benda-benda kudus dari tempat kudus, walaupun mereka adalah mayoritas keturunan imam Lewi (Lewi memiliki 3 anak: Gerson, Kehat, Merari), namun hanya dari garis keturunan Harun (Dari Kehat, lahirlah Amran, ayah Harun) sajalah yang boleh memimpin ibadah, mempersembahkan kurban. Tidak semua keturunan Kehat boleh menyentuh dan memegang → Larangan Menyentuh (Bil. 4:15) & larangan melihat (Bil. 4:20). Memeriksa tabut Tuhan menunjukkan bahwa sikap takut akan Tuhan dan sikap hormat akan hal-hal yang kudus sama sekali tidak ada di dalam diri mereka. Mereka tahu (atau seharusnya tahu) bahwa Tabut Tuhan melambangkan hadirat Allah sendiri, bukan sesuatu yang bisa diperlakukan seperti objek biasa. Sikap hormat, tunduk dan rasa takut harusnya menandai umat Allah dalam relasi mereka dengan Allah yang kudus.  Tabut Allah adalah simbol kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya yang tidak hanya membawa sukacita dan kegembiraan namun juga menuntut suatu sikap hormat dan rasa takut. Seorang anak yang dekat dan mengenal ayahnya dengan baik, tidak akan melakukan hal yang dilarang oleh ayahnya demi kebaikan mereka sendiri (Mzm. 103:13-14). Cinta seorang Bapa tak selalu berbisik lembut, kadang ia hadir dalam ketegasan. Tak hanya memanjakan, tetapi juga mempersiapkan (Ams. 3:11-12). → Menjadi anak artinya tidak hanya belajar tentang kasih Bapa, melainkan juga kekudusan-Nya (Ima. 11:45, Ams. 9:10, Yoh. 17:19, 1 Ptr. 1:15-16). Seorang imam (1 Ptr. 2:9-10) memiliki tugas yang berhubungan dengan mezbah & kurban. Kurban arti sebenarnya adalah “Datang mendekat kepada Allah“. Orang-orang Bet-Semes mempersembahkan kurban (1 Sam. 6:14-15), tetapi tindakannya melihat ke dalam Tabut menandakan bahwa ibadah mereka tidak sepenuhnya disertai pemahaman dan penghormatan yang benar. Mereka mendekat kepada Allah tanpa rasa takut dan hormat. → Aplikasi: Orang Kristen yang tidak disertai kekudusan, ibadahnya hanya seperti mempersembahkan kurban (mendekat kepada Tuhan) namun hatinya tidak.
  2. Upaya untuk mendekat selalu datang dari Allah. → Untuk mendekat kepada Tuhan, orang-orang Bet-Semes bahkan tidak kesulitan mencari kayu & kurban. Yang mereka miliki satu-satunya hanya batu besar yang ada di dekat mereka (1 Sam. 6:14-15). Mezbah selain sarana mempersembahkan kurban, bisa diartikan sebagai sebuah peringatan: mengingatkan kembali kepada suatu pengalaman perjumpaan dengan Allah. Dengan fakta bahwa dalam konteks ini bahwa kurban telah disediakan oleh Allah, maka artinya ibadah bukanlah hasil usaha kita untuk mendekat, melainkan kemurahan Allah semata. Orang-orang Bet-Semes mempersembahkan kurban bakaran. Kurban arti sebenarnya adalah datang mendekat kepada Allah. Namun, sebenarnya inisiatif mendekat datang dari Allah. Orang-orang Bet-Semes tidak kesulitan mencari kurban dan kayu bakar karena sudah disediakan oleh Allah. Yang ada di dekat mereka hanyalah batu besar yang dijadikan mezbah. Batu besar itupun merupakan tanda kemurahan Allah, karena dalam Keluaran 20:25 Tetapi jika engkau membuat bagi-Ku mezbah dari batu, maka jangan engkau mendirikannya dari batu pahat, sebab apabila engkau mengerjakannya dengan beliung, maka engkau melanggar kekudusannya. Tampaknya, Tuhan seperti ingin memberitahu bahwa yang berkenan kepada-Nya bukanlah hasil usaha manusia (batu pahatan).
  3. Sadarlah menjadi “dapat dibedakan” itu tidak mudah. → Menjadi “kudus” di hadapan Tuhan adalah sebuah tuntutan yang semakin sukar karena dunia berusaha melakukan hal yang sama walaupun tidak sempurna. → Filistin juga melakukan hal yang sama, mempersembahkan kurban penebus salah dengan mengganti senilai kerugian yang ditimbulkan. Salah satu contoh hidup kudus adalah berani berkata “tidak” saat dunia bilang “boleh” (Rom. 12:2).

Siapa di antara saudara yang mungkin akhir-akhir ini merasa rohanimu kering, terjadi “malapetaka” besar dalam hidupmu yang membuatmu bertanya-tanya: “Apa salahku Tuhan sehingga mengalami hal demikian?”, padahal aku sudah rajin beribadah, datang setiap minggu, bahkan lebih pagi dari yang lain. Bangunlah mezbah rohani → Iman kepada Kristus, hidup kudus → Iman yang memiliki kerinduan sejati menyenangkan Tuhan, ucapan syukur karena sudah ditebus, mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, yang berkenan kepada Allah (Rom. 12:1). 

Tuhan Yesus memberkati.

Our Dashboard

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *