Tuning In – Peka Mendengar Tuhan

Tuning In – Peka Mendengar Tuhan

Shalom, hari ini firman Tuhan akan mengajarkan kita untuk lebih peka mendengar suara Tuhan.

1 Samuel 3:1-14 (TB) 1 Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering.

Firman Tuhan jarang, penglihatan-penglihatan pun tidak sering = orang di jaman itu hanya mau mendengar apa yang dia dengar dan melihat apa yang ingin dia lihat (Hak. 21:25 Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.)

1 Samuel 3:2-14 (TB)

2 Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya.

3 Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah.

4 Lalu TUHAN memanggil: “Samuel! Samuel!”, dan ia menjawab: “Ya, bapa.”

5 Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata: “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Lalu pergilah ia tidur.

6 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata: “Aku tidak memanggil; anakku; tidurlah kembali.”

7 Samuel belum mengenal TUHAN; firmanTUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.

8 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Ia pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu.

9 Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: “Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.” Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempattidurnya.

10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: ”Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”

11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising kedua telinganya.

12 Pada waktu itu Aku akan menepati kepada Eli segala yang telah Kufirmankan tentangkeluarganya, dari mula sampai akhir.

13 Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!

14 Sebab itu Aku telah bersumpah kepada keluarga Eli, bahwa dosa keluarga Eli takkandihapuskan dengan korban sembelihan atau dengan korban sajian untuk selamanya.”

Peka mendengarkan adalah bagian penting dalam setiap hubungan, termasuk hubungan dengan Tuhan.

Meningkatkan karir: Di tempat kerja, bila kita mendengar dengan baik, maka pesan yang disampaikan dapat dilaksanakan dengan tepat, sehingga kita bisa mendapat kepercayaan lebih besar, yang akhirnya memajukan karir kita.

Membangun kepemimpinan: Bila seorang pemimpin memberi waktu untuk mendengarkan anak buahnya, dan memberi kesempatan anak buah membagikan pemikirannya tanpa takut dihakimi, maka suasana “aman” ini akan mendukung inovasi dan kemajuan. Selain itu saling mendengarkan akan mengurangi kesepian di tempat kerja dan meningkatkan kepuasan kerja. Penelitian menemukan bahwa bila manajer dan rekan kereja mendengarkan dengan penuh perhatian, hal ini menciptakan rasa kebersamaan/kepemilikan, yang akan memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka.

Meningkatkan kualitas hubungan: Mendengarkan dengan aktif menyatakan empati dan pengertian seseorang. Hal ini menguatkan hubungan, mengurangi konflik, dan membangun hubungan yang lebih kuat. Bila seseorang merasa didengarkan, maka rasa kesepiannya berkurang, dan ketangguhan emosinya meningkat. Mendengarkan penting untuk mempertahankan hubungan yang sehat. Berapa banyak pernikahan hancur karena pasangan tidak saling mendengarkan dan peduli.

“When people talk, listen completely. Most people never listen.”

Ernest Hemingway

Mendengar menjadi bagian penting dari kehidupan, tetapi yang lebih penting adalah siapa yang kita dengar.

Kunci mendengar bukan hanya dengan telinga, melainkan juga hati. Mengapa? Karena di ayat 13 disitu Tuhan sudah memberitahukan hal yang tidak disukai-Nya dan Eli sudah mendengarnya melalui seorang abdi Allah di pasal 2, tetapi Eli tidak melakukan apa yang menjadi maunya Tuhan!

Mendengar dan melakukan adalah 2 hal yang berbeda, tapi keduanya harus dilakukan (Mat. 7:24-27 & Yak. 1:22-25)

Bagian terbaik untuk mendengar adalah mendekat kepada sumber suara. Samuel muda, meskipun di ayat 7 belum mengenal Tuhan dan firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya, tapi di ayat 3, sudah biasa tidur di dalam bait suci Tuhan, tempat tabut Allah, dimana seringkali Allah hadir berbicara kepada bangsa Israel untuk menyampaikan apa yang harus dilakukan oleh bangsa Israel. Kebalikannya adalah imam Eli tidur di tempatnya yang biasa (One day Eli was asleep in his usual place. His eyes had lately grown so weak that he could not see – NAB Revised Edition). Dalam PB, kita juga akan tahu bagaimana kisah Marta dan Maria (Lukas 10:40-42) dimana Marta sibuk melayani dan Maria dikatakan oleh Tuhan Yesus: “telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya” karena Maria “mendekat” kepada Yesus untuk mendengarkan-Nya berbicara.

Dengan fakta bahwa meskipun Samuel belum mengenal Tuhan dan firman Tuhan belum pernah dinyatakan ke Samuel, tetapi Samuel “dekat” dengan Tuhan, ini tidak lain adalah hasil dari keuletan Hana (1 Sam 2:18-19) yang membuatkan Samuel jubah efod. Jadilah orang tua yang mendorong anak untuk dekat dengan Tuhan sedini mungkin!

Kalau kita membaca keseluruhan pasal 3, maka di akhir pasal 3 terutama ayat 19 kita akan mendapati bahwa TUHAN menyertai Samuel dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur. Kebalikannya dengan imam Eli, di akhir hidupnya & keluarganya sangat mengenaskan sesuai dengan firman Tuhan karena kegagalannya dalam mendidik anak.

Ingin kuasa firman TUHAN bekerja dan tidak pernah gagal dalam hidup Anda?

Belajarlah dari pasal 3 ini. Tuhan seperti hendak membandingkan antara Samuel dan imam Eli. Mungkin sekian lama kita mengikut Tuhan, mendengar firman Tuhan, namun sepertinya Tuhan tidak pernah mendengar keluh kesah, penderitaan kita. Bertubi-tubi masalah menghampiri seolah Tuhan tidak mendengar. Kegagalan demi kegagalan terjadi padahal iman kita timbul dari mendengar firman Tuhan. Firman Tuhan seperti “tidak bekerja” dan “gagal” menyelamatkan kita dari keterpurukan, jurang keputusasaan, tidak memberikan jalan keluar bagi setiap masalah kita. Mengapa? Perhatikan dengan baik apa yang Tuhan ajarkan di pasal 3 ini. Bila ingin kuasa firman Tuhan bekerja dan tidak pernah gagal dalam hidup kita, maka ada beberapa hal yang harus kita lakukan:

  1. Pertajam telinga Anda untuk mendengar. 1 Samuel 3:11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising kedua telinganya. Pernah cuci tangan di wastafel? Ketika membuka keran, air mengucur deras dan ketika air mengucur deras, hanya suara bising air tersebut yang kita dengarkan sehingga ketika ada orang lain mengajak ngobrol, kita akan kesulitan untuk mendengar mereka kecuali kita mengarahkan wajah kita ke orang tersebut. Tuhan mengatakan akan membuat “bising” kedua telinga. Ini artinya kalau pada awal kita tahu masa itu firman Tuhan jarang, maka akan semakin “susah” telinga kita akan mendengar apa yang menjadi mau Tuhan dalam hidup kita. Kita mudah memaksa Tuhan untuk mendengarkan kita, namun kita akan sulit mendengarkan apa yang menjadi maunya Tuhan terhadap kehidupan kita!
  2. Belajar membedakan suara Tuhan dan suara keinginan pribadi. 1 Samuel 3:18 … Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Kadang panggilan Tuhan atau suara Tuhan datang di saat yang menurut kita “tidak tepat”. Saat bisnis, atau karir sedang menanjak, dipanggil untuk melayani Tuhan. Saat sedang pacaran dan cinta berat, ada bisikan “Bukan yang itu, pasangan yang tidak seimbang.” Saat sedang mengumpulkan uang, ada panggilan untuk memberi bagi pelayanan. Apakah seperti Samuel kita akan merespon dan berkata: “Ya, Tuhan” atau kita akan mengabaikan dan kembali tidur? 
  3. Belajar untuk menghidupi panggilan Tuhan. 1 Samuel 3:17-18

    17 Kata Eli: “Apakah yang disampaikan-Nya kepadamu? Janganlah kausembunyikan kepadaku. Kiranya beginilah Allah menghukum engkau, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika engkau menyembunyikan sepatah katapun kepadaku dari apa yang disampaikan-Nya kepadamu itu.”

    18 Lalu Samuel memberitahukan semuanya itu kepadanya dengan tidak menyembunyikan sesuatupun. Kemudian Eli berkata: “Dia TUHAN, biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik.”

    Tuhan memanggil Samuel untuk menjadi Nabi sebenarnya untuk menolong Eli memahami panggilannya sendiri. Panggilan Tuhan kepada Eli adalah menjadi imam/perantara antara umat Tuhan (Israel) dengan Tuhan. Namun Eli melenceng dari panggilannya. Eli menormalisasi dosa (1 Sam. 2:22-25) bahkan membiarkan terjadinya prostitusi sakral atas agama dimana anak-anak Eli mengadopsi pelacuran bakti yang dilakukan oleh bangsa Kanaan yang tidak mengenal Tuhan (Ulangan 23:17, Hak. 3:7). Ciri ibadah agama Kanaan adalah bentuk penyembahan kepada dewa Baal, bukan Tuhan! Eli melenceng dari panggilannya, anak-anaknya menjadi orang-orang dursila (1 Sam. 2:12 memandang rendah korban untuk TUHAN 1 Sam 2:16-17). 

Jadi, kesimpulannya jika kita ingin kuasa firman Tuhan bekerja dan tidak pernah gagal dalam hidup kita: ada 3 yang harus kita perhatikan. Tuhan Yesus memberkati.

Our Dashboard

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *