A New Chance
Sermon: 20 Oktober 2024
Preacher: Ps. Andreas Purnomo
Alkitab menceritakan beberapa kisah tentang orang-orang yang pergi meninggalkan Tuhan.
1. Meninggalkan Tuhan karena kecewa.
Yunus marah dengan Tuhan, kecewa dengan Tuhan. Ada orang-orang yang pergi meninggalkan Tuhan ketika kecewa dengan Tuhan. Orang yang kecewa dengan Tuhan ketika keinginannya tidak dipenuhi oleh Tuhan, ketika mengalami kesusahan dan penderitaan itu sebetulnya tidak ada bedanya dengan seorang anak kecil yang minta sesuatu ke orang tuanya, tidak dituruti dan kemudian marah. Sekarang adalah masa yang genting karena banyak orang terekspos berbagai hal yang kemudian membuatnya memilih untuk meninggalkan Tuhan ketika doa-doanya tidak dijawab Tuhan dan dengan mudah kecewa kepada Tuhan, menganggap Tuhan tidak ada.
Ada atau tidaknya Tuhan, tidak bergantung kepada keputusanmu meninggalkan Tuhan atau tidak. Tuhan ada disana, dimanapun. Indikator seseorang secara rohani untuk mengukur bahwa seseorang yang kecewa kepada Tuhan, berarti masih anak-anak.
Indikator seseorang yang masih anak-anak secara rohani adalah ketika mereka masih kecewa kepada Tuhan, gunakan ini untuk mengukur diri Anda sendiri, jangan untuk mengukur orang lain.
2. Meninggalkan Tuhan karena kekayaan.
Anak-anak yang dewasa mengerti semua tentang orang tuanya, bahwa tidak semua yang diminta akan diberikan. Mereka akan mengerti isi hati orang tuanya dan juga dompet orang tuanya.
Kisah di anak yang hilang, meninggalkan Bapanya karena diluar sana ada banyak hal yang menarik. Yesus memberikan perumpamaan tentang penabur bahwa ada benih yang ditabur yang terhimpit oleh semak duri. Benih tersebut tidak dapat berkembang karena orang-orang yang menerima firman itu tetapi kekuatiran hidup, tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan lainnya menghimpitnya sehingga sulit bertumbuh. Paulus menuliskan dalam suratnya di 1 Timotius 6:9-10
Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Uang, kesenangan dunia bisa membuat orang menyimpang dari iman dan meninggalkan Tuhan. Padahal kekayaan atau uang itu suka menipu.
Jordan Holt, seseorang yang tinggal di Negara Bagian Arizona, waktu berumur 40 tahun di 2021, negara tersebut melegalkan orang untuk pasang taruhan terhadap hasil pertandingan olahraga. Pada waktu itu, Jordan diajak temannya untuk pasang taruhan. Jordan cuma ketawa, dia ingat betul 14 tahun yang lalu ketika berumur 26 tahun, pulang dari kerja dia ingin bersenang-senang di sebuah Kasino dengan sedikit uang. Tetapi malam hari itu, dia keluar dari Kasino tersebut dengan hutang sebanyak USD 2.000 (Sekitar 30jt rupiah). Malam itu dia subuh-subuh pulang dengan menangis dan saat itu dia bersumpah tidak akan lagi berjudi.
Tapi 14 tahun kemudian, orang yang ingin berjudi tidak perlu datang ke Kasino. Melalui aplikasi, sekarang sudah bisa pasang taruhan. Dan itu yang terjadi kepada Jordan. Jordan mencoba kembali bertaruh sedikit demi sedikit. Kemudian menjadi kebiasaan, mulai merasa mendapatkan “cara” untuk menang. Dia mulai membayangkan ketika dia menang bisa membawa keluarganya liburan.
Tetapi selalu terjadi, bahwa keadaan tidak seperti yang dibayangkan. Ternyata tim yang dia pasang malah kalah, dan dia semakin berusaha taruh uang lebih banyak untuk mengembalikan kekalahan. Tipu daya uang seperti itu. Sedikit demi sedikit mulai jatuh ke dalam spiral, tidak terasa, pelan-pelan. Makin lama, hutangnya semakin banyak karena kerugiannya semakin banyak. Dia mulai berbohong kepada istrinya. Dia mulai pinjam ke Bank untuk menutup kerugian tersebut. Sampai tidak terasa, hutangnya begitu banyak sehingga tidak bisa membayar. Pada akhirnya, dia mulai berpikir untuk bunuh diri, yang terlihat seperti kecelakaan sehingga jika uang asuransi turun istri dan keluarganya bisa mendapat manfaat dari uang asuransi itu. Untungnya dia tidak melakukan itu.
Tahun 2023, dia melihat hutangnya sudah USD 110.000 (1,5 milyar rupiah). Sesuatu yang diawali dengan coba-coba. Akhirnya dia mengikuti terapi untuk terbebas dari ketergantungan judi.
Jika engkau meninggalkan Tuhan karena mencari kekayaan, berarti engkau sedang menuju arah yang salah. Banyak orang yang tidak sadar mencari kekayaan, bukan Tuhan.
3. Meninggalkan Tuhan karena takut
Seperti Petrus, meninggalkan Tuhan bisa terjadi karena “takut”. Petrus meninggalkan Tuhan karena takut ditangkap, dianggap satu kelompok dengan Tuhan Yesus ketika Tuhan Yesus ditangkap. Itu bisa terjadi kepada kita. Takut kehilangan pacar, takut kehilangan pekerjaan, takut dimusuhi dll sehingga memilih untuk meninggalkan Tuhan.
Petrus tidak muncul di saat-saat gentingnya Yesus. Dalam Yohanes 21:15-17 disanalah kita akan melihat nama Petrus muncul kembali dalam Injil yang ditulis oleh Rasul Yohanes.
Ketika Tuhan Yesus menanyakan hal itu, Petrus pasti teringat tentang dirinya ketika dia menyangkal Tuhan.
3 kali Petrus dikonfirmasi oleh Tuhan Yesus apakah dia mengasihi Yesus? 3 kali konfirmasi Tuhan Yesus ini seperti “menghapus” 3 kali penyangkalan yang dilakukan oleh Petrus sebelumnya.
Petrus mendapat kesempatan yang baru. Yunus juga mendapat kesempatan yang baru. Anak yang hilang juga mendapat kesempatan baru.
Sejauh mana Anda pergi meninggalkan Tuhan, selalu ada tempat kembali. Ketika engkau meninggalkan Tuhan, engkau sedang mengarah, menuju hal yang salah. Kadang-kadang kita berpikir Tuhan sudah meninggalkan kita. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah kita yang meninggalkan Tuhan. Tuhan berkata: “Aku sekali-kali tidak akan meninggalkanmu”.
Saudara tidak bisa menciptakan kesempatan baru sendiri karena itu diberikan oleh Tuhan. Betapapun jauh engkau meninggalkan Tuhan, Tuhan tetap memberikan kesempatan. Petrus biarpun berpikir dia sudah tidak ada harapan lagi, ternyata Tuhan Yesus pulihkan. Judul perikop dalam bahasa Inggris adalah: Jesus Reinstates Peter. Tuhan Yesus memulihkan Petrus.
Tuhan Yesus memberkati.
Leave a Reply