Allah yang setia
Sermon, 21 Juli 2024
Preacher: Andreas Purnomo
Alkitab itu punya sesuatu pengajaran yang unik dibandingkan dengan kitab yang lain. Ada hubungan yang unik antara pencipta dan ciptaannya. Dari awal dijelaskan bahwa Tuhan itu adalah Bapa dan umat-Nya adalah anak. Ketika kita menjadi “anak”, kenyataan yang kita hadapi sehari-hari terkadang membuat kita bertanya-tanya apakah Allah masih setia, kasih-Nya selalu ada buat kita?
Segala yang kita deklarasikan di gereja mungkin akhirnya kadang-kadang tidak terasa lagi efeknya bahkan menguap setelah kembali ke kehidupan yang kita hadapi: uang sekolah anak mahal, usaha yang sepi, susah cari duit.
Kita akan belajar bagaimana melihat bukti dari kasih Allah melalui hidup kita.
Mari kita lihat kembali Alkitab kita, dan melihat hubungan yang spesial antara kita dan Tuhan yang tidak akan ditemukan di dalam ajaran-ajaran lain. Ajaran diluar Alkitab selalu mengajarkan hubungan antara Tuhan dan manusia yang memiliki jarak.
Keluaran 4:22 Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung
Yesaya 63:16 Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah ”Penebus kami” sejak dahulu kala.
Mazmur 103:13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
Matius 6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
Yohanes 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya
Galatia 3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
Perumpamaan anak yang hilang
Sebuah konsep yang ada di dalam Alkitab akan membantu kita memahami hubungan “spesial” kita dengan Tuhan.
Kita menemukan ayat-ayat ini betapa kita disebut anak-anak Tuhan dan Tuhan itu adalah Bapaknya kita. Dalam psikologi, perkembangan seorang anak itu dari sejak dalam kandungan sampai dewasa itu melalui tahapan-tahapan yang mempengaruhi cara mereka untuk menerima sesuatu ajaran mulai dari bayi, kanak-kanak kemudian dewasa dini dan selanjutnya disebut dewasa lanjut dan sebagainya.
Tuhan juga memperlakukan kita sesuai dengan perkembangan kita. Sebagai anak-anak yang baru lahir, ketika jadi seorang Kristen, Tuhan memperlakukan kita dengan cara yang berbeda. Bayi itu sangat jarang menerima hukuman, lebih banyak menerima kasih.
Waktu Tuhan memperkenalkan diri kepada bangsa Israel, Tuhan memperlakukan bangsa Israel sebagai bayi. Ketika mereka haus, Tuhan beri mereka air. Ketika lapar, Tuhan beri mereka daging dan manna. Seringkali orang yang baru bertobat, Tuhan juga cepat kasih mujizat di awal-awal sama seperti orang tua di awal-awal membesarkan bayinya yang masih kecil. Apa-apa diberikan untuk menyenangkan bayi mereka.
Tapi ketika bertambah besar, mulai ada peraturan. Ketika bangsa Israel sudah beberapa waktu di padang gurun, Tuhan mulai menurunkan 10 perintah hukum Taurat. Sama halnya ketika bayi mulai bertambah besar, mulai ada aturan kalau terima sesuatu dari orang lain harus terima memakai tangan kanan, mengucapkan terima kasih dst. Anak-anak itu mulai mengikuti aturan orang tuanya meskipun tidak mengerti alasannya begitu.
Ketika mulai bertumbuh dewasa dalam kerohanian, Tuhan biarkan saudara belajar mendapatkan sesuatu dengan usaha sendiri. Mulai mengalami disiplin, mandiri dst. Anak kita juga ketika beranjak dewasa, mulai nge-kos atau tinggal di asrama, tadinya yang apapun ada di dalam rumah, sekarang bahkan gunting kuku pun harus punya sendiri di dalam kos/asrama.
Mujizat diberikan kepada saudara supaya saudara belajar mengenal kasih Tuhan. Tetapi semakin beranjak dewasa, saudara akan belajar semakin kuat untuk memiliki karakter yang tangguh. Jadi cara Tuhan memperlakukan saudara terkadang membuat kita berpikir bahwa Tuhan sudah mulai tidak sayang kepada saudara? Bahkan masalah-masalah berat yang menghampiri saudara membuat saudara bertanya-tanya: Tuhan ada tidak sih?
Tuhan itu sanggup dan lebih dari sanggup untuk menolong saudara. Namun, terkadang Tuhan membiarkan kita dalam penderitaan itu karena itu merupakan bagian dari rencana Tuhan supaya engkau kuat dan tidak putus asa. Supaya otot-otot iman saudara terlatih!
Datang ke gereja setiap hari membuat kita semakin mengerti apa yang Tuhan mau rubah sesuatu dalam hidup kita. Amin? Tuhan Yesus memberkati.
Leave a Reply