Lanjutkanlah
Sermon, 7 April 2024
Preacher: Yehezkiel Christanto
Yosua 3:15-17, Yosua 4:1-10
Setiap generasi pasti ada orangnya tetapi tidak semua orang mau berdiri buat generasinya. Tuhan memanggil kita untuk mau berdiri untuk generasi kita dan sekaligus meninggalkan warisan buat generasi di bawah kita. Orang Israel menyusun batu demi batu sebagai batu peringatan akan pertolongan Tuhan yang juga bisa diingat oleh generasi selanjutnya.
Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai kesungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho. Tetapi para imam pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah sungai Yordan (Yos. 3:15-17)
Setelah seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, demikian: “Pilihlah dari bangsa itu dua belas orang, seorang dari tiap-tiap suku, dan perintahkanlah kepada mereka, demikian: Angkatlah dua belas batu dari sini, dari tengah-tengah sungai Yordan ini, dari tempat berjejak kaki para imam itu, bawalah semuanya itu ke seberang dan letakkanlah di tempat kamu akan bermalam nanti malam.” Lalu Yosua memanggil kedua belas orang yang ditetapkannya dari orang Israel itu, seorang dari tiap-tiap suku, dan Yosua berkata kepada mereka: “Menyeberanglah di depan tabut TUHAN, Allahmu, ke tengah-tengah sungai Yordan, dan angkatlah masing-masing sebuah batu ke atas bahumu, menurut bilangan suku orang Israel,(Yosua 4:1-5)
supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu. Jika anak-anakmu bertanya di kemudian hari: Apakah artinya batu-batu ini bagi kamu? maka haruslah kamu katakan kepada mereka: Bahwa air sungai Yordan terputus di depan tabut perjanjian TUHAN; ketika tabut itu menyeberangi sungai Yordan, air sungai Yordan itu terputus. Sebab itu batu-batu ini akan menjadi tanda peringatan bagi orang Israel untuk selama-lamanya.” Maka orang Israel itu melakukan seperti yang diperintahkan Yosua. Mereka mengangkat dua belas batu dari tengah-tengah sungai Yordan, seperti yang difirmankan TUHAN kepada Yosua, menurut jumlah suku Israel. Semuanya itu dibawa merekalah ke seberang, ke tempat bermalam, dan diletakkan di situ. (Yosua 4:6-8)
Pula Yosua menegakkan dua belas batu di tengah-tengah sungai Yordan itu, di tempat bekas berjejak kaki para imam pengangkat tabut perjanjian itu. Batu-batu itu masih ada di sana sampai sekarang.
Para imam pengangkat tabut itu tinggal berdiri di tengah-tengah sungai Yordan, sampai selesai dilakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepada Yosua untuk disampaikan kepada bangsa itu, sesuai dengan segala yang diperintahkan Musa kepada Yosua. Maka menyeberanglah bangsa itu dengan cepat-cepat. (Yosua 4:9-10)
Tidak semua orang mau berdiri untuk generasinya, apalagi ketika generasinya makin merosot/sedang dalam krisis iman. Generasi Israel yang dipimpin oleh Yosua merupakan generasi baru yang lebih terdidik, memiliki kemampuan dalam perang, pengetahuan serta hukum yang lebih baik dari generasi sebelumnya yang dipimpin oleh Musa.
Karena lebih baik dari generasi yang sebelumnya, mereka menuntut dipimpin oleh orang yang seperti Musa, bahkan cenderung meremehkan Yosua. (Yos. 1:17 sama seperti kami mendengarkan perintah Musa, demikianlah kami akan mendengarkan perintahmu. Hanya, TUHAN, Allahmu, kiranya menyertai engkau, seperti Ia menyertai Musa). Ada krisis kepemimpinan yang terjadi disini. Mereka adalah generasi dengan pendidikan lebih baik tapi kehilangan rasa takut akan TUHAN. Ciri orang yang tidak takut akan TUHAN salah satunya adalah mereka tidak mau mendengarkan pemimpinnya, orang yang dipilih oleh TUHAN.
Kita sebagai orang tua juga bisa mengalami hal yang demikian. Seharusnya, dengan jerih lelah membesarkan anak supaya mendapatkan pendidikan yang lebih baik, terkadang kita malah mendapatkan balasan kurangnya rasa hormat anak-anak kita. Mereka mulai membantah, tidak mendengarkan bahkan meremehkan kita sebagai orang tua karena mereka memiliki pengetahuan yang lebih baik dari kita.
Kurangnya rasa hormat dari anak sebagian besar terjadi karena mereka giat dalam pengetahuan, tetapi kurang mengenal TUHAN. Awal dari kemerosotan iman generasi penerus kita, akan membuat mereka tidak menghargai keselamatan yang sudah TUHAN berikan. Mereka akan bosan, tidak tertarik lagi berjalan akrab dengan TUHAN seperti Tomas yang meragukan kebangkitan Yesus. Bangsa Israel juga meragukan Yosua mampu memimpin mereka sama seperti Musa!
Tuhan memanggil kita untuk mau berdiri bagi generasi kita dan sekaligus meninggalkan warisan untuk generasi selanjutnya. Jangan membuat generasi yang hanya tahu TUHAN, Allah kita itu dahsyat, mampu melepaskan kita dari perbudakan dosa tapi kita enggan menceritakan mujizat demi mujizat penyertaan TUHAN/experience berjalan bersama TUHAN yang kita alami sendiri kepada anak-anak kita.
Yosua menyusun batu demi batu sebagai peringatan akan pertolongan TUHAN yang juga bisa diingat oleh generasi selanjutnya. Demikian halnya kita, warisan iman apa yang mau kita tinggalkan untuk generasi selanjutnya?
6 Juni 1944 terjadi peristiwa yang sangat penting yaitu pendaratan pasukan dan peralatan perang terbesar di dalam sejarah. Misi ini untuk menggempur super power Jerman yang ditempatkan di Perancis. Seorang jenderal perang Nazi jenius yang bernama Erwin Rommel menempatkan benteng pertahanan untuk meredam kekuatan musuh di LautPasifik dan pertahanan ini ditempatkan di pantai Normandy, Perancis. Rommel dengan kepandaiannya di dalam taktik berperang berhasil memancing kekuatan sekutu untuk memasuki Normandy yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pendaratan Normandy adalah gabungan dari beberapa kekuatan negara barat dan negara lainnya, 13 negara dengan kekuatan hampir 200.000 pasukan dikerahkan untuk menggempur Jerman. Kalau Anda membaca sejarah gabungan kekuatan ini melibatkan peralatan militer yang sangat dahsyat, lebih dari 1.200 kapal perang kelas berat, lebih 4.000 berbagai macam ukuran kapal perang, ratusan pesawat tempur dan ribuan senjata lainnya.
Jadi kalau dilihat dari udara seperti konvoy mesin yang berderet-deret menyerbu pantai. Walaupun mengerahkankekuatan besar-besaran bukan berarti Jerman mudah ditundukkan. Cuaca saat itu yang begitu buruk, terjadi badaidengan angin yang sangat kencang akan menimbulkan ombak yang semakin mempersulit sekutu. Belum lagi benteng pertahanan Jerman yang begitu kuat dengan posisi yang sangat strategis, mesin-mesin perang yang sangat canggih ditempatkan di bukit-bukit sangat mudah untuk membantai tentara sekutu yang mendarat di medan terbuka tanpa pertahanan sama sekali. Garis pantai yang harus diterjang sekutu penuh dengan kawat-kawat berduri dan banyaknya ranjau darat kurang lebih 17.000 ranjau yang tidak terlihat mata.
Jerman memiliki mesin perang yang bernama MG-42, salah satu senjata yang sangat mematikan karena begitu cepat, dua kali lebih cepat dari senapan perang Amerika pada saat itu. Inilah salah satu bukti kehebatan ahli mesin Jerman, yang terdapat di MG-42. Setiap menit senjata ini bisa mengeluarkan 1500 peluru, 25 peluru setiap detik. Dengan gabungan beberapa MG-42 akan memuntahkan ribuan peluru setiap detik yang langsung akan mengenai sasaran dengan mudahnya. Pendaratan Normandy dibagi menjadi 6 titik dan salah satunya yang terberat adalah di pantai Omaha dimana tentara Amerika harus melintasi tempat ini. Dalam waktu singkat, lebih dari 2000 tentara Amerika mati akibat MG-42 yang ditempatkan di benteng yang tinggi. Walaupun akhirnya dengan susah payah kekuatan sekutu berhasil mengalahkan Jerman, namun sekutu harus membayar mahal dengan korban paling tidak 10.000 dan yang mati lebih dari 4.000 tentara.
Peristiwa yang sangat penting ini diingat dengan beberapa monumen yang didirikan, salah satunya di pemakaman Amerika di Normandy, Colleville-Sur-Mer, Perancis. Di situ terbaring lebih dari 9.000 tentara Amerika. Jadi kalau Anda suatu waktu pergi ke Perancis dan berjalan di pantai tersebut seolah-olah tidak ada apa-apanya, namun begitu Anda melihat monumen di Normandy, ada peristiwa sejarah besar yang pernah terjadi. Tanah yang Anda injak telahmemakan ribuan nyawa demi untuk memperjuangkan kebebasan. Melalui monumen, batu peringatan, manusia diingatkan peristiwa penting masa lalu seperti perintah Allah kepada Yosua untuk mendirikan 12 batu peringatan.
Ambillah tanggung jawab untuk generasi. Kita ada untuk berdiri bagi generasi, bukan lari dari tanggung jawab.
Terkadang kita ini lebih menyukai lari dari tanggung jawab untuk menceritakan pengalaman kita berjalan bersama TUHAN karena merasa ini bukan bagian kita. Memberikan semua hal yang berkaitan tentang iman, adalah tanggung jawab gereja. Cukup dengan membawa anak kita ke gereja, ikut sekolah minggu, ikut ibadah raya, ikut pelayanan dan berharap agar rasa takut akan TUHAN itu tumbuh di gereja.
Pertanyaannya: Bagaimana meyakinkan anak kita bahwa TUHAN yang kita sembah itu sangat baik, memiliki rencana yang indah dalam hidup kita tanpa kita menceritakan pengalaman kita bersama TUHAN? Bagaimana anak kita bisa merasa bangga terhadap orang tuanya yang mengambil keputusan untuk melakukan hal-hal yang dunia mungkin anggap hebat, namun berseberangan dengan rencana TUHAN? Bagaimana anak kita bangga dengan kita yang rendah hati, sabar, tidak kuatir menghadapi hidup dalam bisnis, ketika dunia mengajarkan bahwa untuk bisa sukses, ada shortcut/jalan instan tanpa TUHAN.
Kebanggaan itu akan datang dengan kita mengambil tanggung jawab untuk terlibat, mengambil bagian, ikut membawa batu di bahu dan meletakkannya sebagai batu peringatan untuk generasi selanjutnya.
Pada tahun 1924 Bill Havens adalah salah seorang pendayung paling hebat di Amerika dan kebanyakan orang berpikir ia akan memenangkan tiga medali – mungkin emas – di pêrtandíngan Olimpiade di Paris.
Akan tetapi menjelang Olimpiade diadakan, Havens sadar bahwa isterinya akan melahirkan anakpertama mereka dalam perjalanannya menuju paris. Bill memutuskan tidak mungkin meninggalkan isterinya di masa yang penting ini dan meninggalkan pertandingan sama sekali.
Pada tahun 1952 Bill Havens mendapatkan telegram dari puteranya, Frank, yang baru saja memenangkan medali emas dalam final kano 10.000 meter di Olimpiade Helsinki, Finlandia.
Isi telegram itu adalah …
“Ayah, terima kasih karena telah menunggui kelahiran saya. Saya akan pulang membawa medali emas yang seharusnya ayah menangkan. Anakmu tersayang, Frank.”
Saya percaya anak ini berjuang maksimal, bisa mendapatkan medali emas karena ia merasakan kasih sayang ayahnya melebihi apapun juga. Ayahnya selalu ada untuk dia, selalu hadir saat ia membutuhkan. Menjadi bagian dari pertumbuhannya.
Bagaimana dengan Anda? Sudahkan menjadi bagian dalam pertumbuhan iman anak Anda kepada Kristus? Sudahkah Anda menjadi generasi yang berdiri, mengambil batu dan meletakkannya untuk ditumpuk sebagai batu peringatan?
Kita ada untuk membangun generasi, bukan untuk meruntuhkan.
Yos. 4:6 supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu. Jika anak-anakmu bertanya di kemudian hari: Apakah artinya batu-batu ini bagi kamu?
Kita sering lupa, batu itu merupakan batu yang tidak berharga, yang tidak menarik perhatian bila berserakan di tanah. Tetapi batu itu menarik perhatian bila disusun bertumpuk dan akan ada masa dimana rasa ingin tahu mereka menjadi sebuah pertanyaan.
TUHAN menyuruh kita membuat tanda di tengah-tengah anak kita yang akan membangun pondasi iman mereka kepada TUHAN. Percaya akan penyertaan TUHAN di setiap aspek kehidupan kita.
Pondasi apa yang kita letakkan atas kehidupan anak-anak kita? Karir? Keluarga? Kesuksesan? Iman?
Tugas kita bukan hanya berdiri bagi generasi kita, tetapi meninggalkan warisan yang kekal, yang ngengat dan karat tidak bisa menghabisinya sehingga ketika kita tidak ada, mereka tetap akan ingat dan hidup di dalamnya. Waktu akan berlalu, kenangan akan tinggal.
Seringkali kita meruntuhkan pondasi itu dengan mengajarkan semua itu (Karir, kesuksesan, keluarga, dll) bisa dicapai tanpa campur tangan TUHAN. Batu itu menjadi spesial karena ada bekas jejak kaki para imam yang mengangkut tabut perjanjian. Ini adalah warisan yang kekal. Semua yang dibangun dengan iman akan membuatnya bertahan dengan baik. Iman yang benar dimulai dari belajar mengenal TUHAN yang benar.
Jadilah teladan untuk generasi. Action speak louders than the voice.
Same God, different stories. Tuhan yang sama yang menyertai Musa dan Yosua dengan cara yang berbeda. Musa melewati laut Teberau, Yosua menyeberangi sungai Yordan. Anda dan saya pun juga memiliki Tuhan yang sama, namun kisah penyertaan Tuhan dalam diri kita bisa berbeda-beda.
Keteladanan iman menjadi warisan yang tidak terbantahkan, action speak louders than the voice. Generasi bukan hanya butuh pengajaran kita, tetapi mereka butuh melihat kita melakukan apa yang kita ajarkan. Apa yang kita ajarkan bisa saja dilupakan, tetapi bagaimana kita hidup bersama dengan mereka, mereka tidak akan pernah lupa.
Keteladanan adalah warisan terbesar yang dapat diingat bahkan dilakukan oleh orang orang terdekat dalam hidup kita, itu dimulai dari perkataan, tindakan bahkan respons kita ketika menghadapai masalah. Ketaatan kita terhadap firman Tuhan yang terlihat oleh orang lain adalah iman yang tidak terbantahkan.
Teladan apakah yang sudah kita berikan kepada anak kita? Mengampuni orang yang bersalah kepada kita? Memberi dari kekurangan? Memberi dari kelebihan itu mudah. Semua agama mengajarkan kebaikan, memberi kasih untuk sesama. Yesus mengajarkan kita untuk memberi bahkan meskipun kita berada dalam kekurangan (Mar. 12:41-44). Bagaimana mengajarkan anak kita memberi dari kekurangan kalau kita saja masih memikirkan diri sendiri ketika susah?
Yesus bahkan memberikan nyawa-Nya untuk kita agar kita beroleh hidup kekal. Ia tidak punya kekurangan, malah kita yang berutang. Tapi seringkali kita ini tidak menghargai keselamatan yang sudah Tuhan berikan dengan hidup serampangan, tidak pernah terlibat dalam pelayanan, tidak peduli dengan sesama, hanya duduk saja, tidak pernah berdiri ambil bagian untuk generasi yang makin merosot imannya. Diluar sana banyak pengajaran sesat, yang menyamakan keselamatan yang mahal harganya dengan cukup berbuat baik! Kalau bukan kita yang berdiri untuk generasi ini, siapa lagi yang akan melanjutkan?
Tuhan Yesus memberkati.